Catatan sederhana buat ananda
Pagi itu Bunda bangun dengan badan yang lesu, flu berat dan demam. Bisa jadi memang kecapekan atau memang udara di Surabaya yang lagi pancaroba.
Akhirnya Bunda memutuskan untuk ijin tidak dinas di RS dan beristirahat di rumah.
Tapi namanya ibu-ibu, melihat suasana kamar yang masih berantakan (karena buku-buku penelitian masih belum kembali ke tempatnya) ugh…jadi gak tahan juga pengen merapikan. Padahal..badan masih lemas dan pusing.
Selagi Bunda jongkok, membereskan buku-buku itu…tiba-tiba…PLAAAKK!!
Punggung Bunda dipukul sekuat tenaga oleh Shafiya dengan menggunakan buku tebal…L
Saat itu, Bunda nggak bisa kuasai emosi dan mencubit lengan Shafiya…dan diapun menangis. “Bunda kenapa cubit aku….?! Aku kan cuma mau becanda sama Bunda…..huhhuhu…”
Astagfirullah ….
Setelah Shafiya tertidur, giliran aku yang menangis sendirian. Aku teringat pada Ummu Fadhl yang pada suatu hari dia menggendong putranya dan membawa ke hadapan Rasullulah SAW. Anak yang masih bayi ini kemudian digendong nabi, lalu pipis di dada beliau. Ummu Fadhl segera merenggutnya dengan kasar karena gusar.
Tetapi Nabi justru menegurnya..” Pakaian yang kotor ini dapat dibersihkan dengan air. Tetapi apa yang dapat membersihkan kekeruhan jiwa anak ini akibat renggutanmu yang kasar?”
Maafkan Bunda Nak, sebenarnya Bunda tak ingin ada raut muka tegang, suara keras ataupun mata yang memerah tajam. Bunda ingin menatapmu teduh, menyambutmu dengan canda dan membisikkan pada kalimat yang bisa kau pegang untuk bekalmu hidup di kemudian hari.
Untuk itu, ijinkan Bunda mencoba sekali lagi. Bunda ingin mendidikmu sebaik Luqmanul Hakim mendidik putranya.
Bunda ingin dapat bersikap tegas pada mu agar kau dapat berprinsip tanpa muncul sikap keras dan ingin bersikap lembut padamu agar engkau bisa menjadi penolong agama Allah SWT.
Hari ini, keinginan itu masih menjadi cita-cita di hati Bundamu. Semoga Allah senantiasa membimbing Bunda dalam menjaga dan mendidik amanahNya. Amin.
No comments:
Post a Comment