" Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, dimana Allah melimpahruahkan didalamnya dengan keberkatan, menurunkan rahmat, mengampuni dosa-dosa kamu, memakbulkan doa-doa kamu, melihat di atas perlombaan kamu untuk memperoleh kebaikan yang besar dan berbangga mengenai kamu dihadapan malaikat-malaikat.
Maka tunjukkanlah kepada Allah Ta'ala kebaikan dari kamu. Sesungguhnya orang yang bernasib malang ialah dia yang dinafikan daripada rahmat Allah pada bulan ini"
Sebenarnya sudah sejak usia 5 tahun (TK-B), Shafiya mulai kami latih berpuasa. Dimulai dari puasa sampai pukul 10 pagi dan di 2 minggu terakhir Ramadhan lalu, dia berhasil puasa sampai dengan dhuhur. Tepatnya, hanya si Bapak yang saat itu berjuang keras dalam melatih Shafiya karena saya, Sang Bunda sedang berada di Waingapu- pada Ramadhan lalu dalam rangka pengabdian dokter PTT spesialis disana.*Hiks*
Untuk memotivasi Syaffa agar bersemangat dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhannya, saya dan Bapak berusaha mengirit pengeluaran bulan -bulan sebelum Ramadhan agar ketika Ramadhan Shafiya bisa mempunyai 1 kado (betapapun kecil dan murahnya) untuk dibuka setiap harinya!
Adalah suatu kenikmatan besar bagi kami, ketika Syaffa berbinar-binar melihat "calon hadiah"nya pada hari itu. Hadiah tersebut benar-benar memotivasinya untuk menunaikan puasa Ramadhannya di hari itu.
Ada satu saat (pada hari kedua Ramadhan ini), setelah Dhuhur, berulang kali Syaffa menanyakan kapan jam untuk berbuka.
"Kurang berapa jam lagi Bun??"
"Aduh....kok di dapur wanginya enak banget. Beduk maghrib jam berapa Bun?"
Kalau sudah begini, tugas saya hanya mengajaknya tidur-tiduran (setelah kami sama-sama melihat "kejutan hadiah" hari ini) sambil membacakan berbagai buku cerita yang dimiliki (sambil dipilih yang bernafas Islami) dan menanamkan keutamaan puasa dan ibadah di bulan Ramadhan untuknya. Ajaibnya, trik ini (sampai saat ini) selalu berhasil! Syaffa jadi melupakan rasa lapar dan hausnya.
Setiap hari bersama Syaffa, bagi kami adalah suatu proses pembelajaran. Ada saja pelajaran yang dipetik untuk hari itu. Seperti ketika Syaffa pada saat sahur, minumnya agak sedikit (karena terlalu ngantuk), akibatnya bangun dari shalat subuh, dia sudah menangis kehausan.
Kalau sudah begitu, kami akan mengijinkannya minum sepuasnya (biasanya air mineral botolan 600 ml sanggup dihabiskannya !) dan melanjutkan puasa hari itu sampai maghrib tanpa kendala rasa haus yang berarti.
Kegiatan ini membuatnya sangat riang gembira. Syaffa terlihat sangat enjoy, ketika berhasil menunaikan tugas mengisi paket takjil itu dengan buah kurma yang terbungkus dalam plastik. Subhanallah..inilah yang disebut SPIRITUAL HAPPINESS. Bahkan anak kelas 1 SD pun bisa merasakan.
Membuat bibir saya senantiasa memanjatkan doa, agar bagaimana pun kondisi Syaffa ketika besar nanti, semoga dia tetap terus berbagi.
Semoga Allah memudahkan Syaffa, nak..
Semoga Allah senantiasa memberikanmu kekuatan dan kemudahan dalam melaksanakan ibadah di bulan suci ini dan dalam roda kehidupanmu kelak.
Menyisihkan waktu untuk lebih banyak bermain, membujuk ketika lapar dan haus, serta menggendong Syaffa ( BB saat ini sudah 30 kg !) ke meja makan kami dengan mata separuh terpejam, bukan hal yang mudah untuk tulang tua seusia kami (Bapak yang usianya 36 thn, dan Bunda yang 32 tahun - wis balung tuwek- kata Bapak)
Mungkin perlu lebih ketat, mengatur keuangan di bulan-bulan sebelum Ramadhan..
Mungkin perlu manajemen waktu yang lebih baik, dan berupaya menyelesaikan amanah pekerjaan di Kampus dan Rumah Sakit dengan lebih cepat agar lebih banyak punya waktu di bulan Ramadhan..
No comments:
Post a Comment