Friday, September 26, 2008

Menjelang hari nan fitri....

Ramadhan kali ini Insha Allah mengantarkan kita menjadi manusia baru yang memiliki tradisi spiritualitas yang khas. Manusia yang begitu peka dengan apa yang dilakukannya, dan mengetahui benar bahwa maghfirahNya akan mengalir kepadanya saat ia mendapat maaf dari sesama.

Karena itu menjelang hari yang fitri ini, perkenankan kami KELUARGA ZULKARNAIN meraih rahmat dan maghfirahNya dengan memohon maaf anda dan keluarga.

Maafkan segala kekurangan kami, agar kami dapat menggapai cinta dan ridhaNya.

MINAL AIDIN WAL FAIDZIN. TAQABALLAHU MINNA WA MINKUM. TAQABBAL YA KARIM.

SELAMAT IDUL FITRI 1429 H- MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

Wednesday, September 10, 2008

Dear all...

Assalamualaikum wr wb...

Dear all......


This journal will be frozen for couple of weeks to allow me sort out my offline life.

Please be informed

Thanks...;-)

Saturday, September 06, 2008

Jadikan Ramadhan ini terindah.....

" Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, dimana Allah melimpahruahkan didalamnya dengan keberkatan, menurunkan rahmat, mengampuni dosa-dosa kamu, memakbulkan doa-doa kamu, melihat di atas perlombaan kamu untuk memperoleh kebaikan yang besar dan berbangga mengenai kamu dihadapan malaikat-malaikat.
Maka tunjukkanlah kepada Allah Ta'ala kebaikan dari kamu. Sesungguhnya orang yang bernasib malang ialah dia yang dinafikan daripada rahmat Allah pada bulan ini"

Ramadhan kali ini menjadi begitu berbeda bagi keluarga kami. Karena tahun ini Shafiya sudah kelas 1 SD, dan bagi kami saatnya lah untuk melatih untuk mulai berpuasa secara full (maghrib). Ramadhan kali ini, perjuangan besar terjadi. Baik bagi saya, si Bapak maupun Shafiya sendiri (saya yakin dia berjuang amat keras menahan rasa haus *terutama* dan laparnya).

Sebenarnya sudah sejak usia 5 tahun (TK-B), Shafiya mulai kami latih berpuasa. Dimulai dari puasa sampai pukul 10 pagi dan di 2 minggu terakhir Ramadhan lalu, dia berhasil puasa sampai dengan dhuhur. Tepatnya, hanya si Bapak yang saat itu berjuang keras dalam melatih Shafiya karena saya, Sang Bunda sedang berada di Waingapu- pada Ramadhan lalu dalam rangka pengabdian dokter PTT spesialis disana.*Hiks*

Menjelang Ramadhan ini, ketika menginjak pertengahan bulan Syaban, saya sudah mulai melancarkan obrolan tentang keutamaan Ramadhan kepada Shafiya. Sambil mengajaknya untuk membuat berbagai prakarya untuk menghiasi Ramadhan kali ini. Dia memilih membuatkan kartu-kartu HAPPY RAMADHAN untuk para ibu guru di TKnya dan ustad-ustadzahnya di SD.

Untuk memotivasi Syaffa agar bersemangat dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhannya, saya dan Bapak berusaha mengirit pengeluaran bulan -bulan sebelum Ramadhan agar ketika Ramadhan Shafiya bisa mempunyai 1 kado (betapapun kecil dan murahnya) untuk dibuka setiap harinya!
Adalah suatu kenikmatan besar bagi kami, ketika Syaffa berbinar-binar melihat "calon hadiah"nya pada hari itu. Hadiah tersebut benar-benar memotivasinya untuk menunaikan puasa Ramadhannya di hari itu.

Bagian yang tersulit, ketika Ramadhan ini bagi Syaffa adalah menahan rasa haus dan laparnya. Mengingat Syaffa memang sangat suka minum dan suka makan, maka ini menjadi bagian dengan tantangan besar baginya.
Ada satu saat (pada hari kedua Ramadhan ini), setelah Dhuhur, berulang kali Syaffa menanyakan kapan jam untuk berbuka.
"Kurang berapa jam lagi Bun??"
"Aduh....kok di dapur wanginya enak banget. Beduk maghrib jam berapa Bun?"

Kalau sudah begini, tugas saya hanya mengajaknya tidur-tiduran (setelah kami sama-sama melihat "kejutan hadiah" hari ini) sambil membacakan berbagai buku cerita yang dimiliki (sambil dipilih yang bernafas Islami) dan menanamkan keutamaan puasa dan ibadah di bulan Ramadhan untuknya. Ajaibnya, trik ini (sampai saat ini) selalu berhasil! Syaffa jadi melupakan rasa lapar dan hausnya.

Setiap hari bersama Syaffa, bagi kami adalah suatu proses pembelajaran. Ada saja pelajaran yang dipetik untuk hari itu. Seperti ketika Syaffa pada saat sahur, minumnya agak sedikit (karena terlalu ngantuk), akibatnya bangun dari shalat subuh, dia sudah menangis kehausan.
Kalau sudah begitu, kami akan mengijinkannya minum sepuasnya (biasanya air mineral botolan 600 ml sanggup dihabiskannya !) dan melanjutkan puasa hari itu sampai maghrib tanpa kendala rasa haus yang berarti.

Nah, disini kami mengambil pelajaran bahwa minum air dalam jumlah banyak ketika sahur sangat penting untuk Syaffa. Karena itu, betapapun mengantuknya dia, kami selalu mengingatkan untuk minum air dalam jumlah yang banyak agar tidak kehausan nantinya.

Ramadhan kali ini, lebih banyak waktu yang saya sisihkan agar kami dapat menikmati setiap detik di Bulan Ramadhan kali ini. Jadwal praktek yang saya ubah (tidak ada praktek sesudah jam 17 selama Ramadhan), membuat kesempatan saya bersama Syaffa menjadi lebih banyak dan insha Allah bermakna.

Seiring dengan nuansa kebersamaan yang lebih dan ditambah dengan semaraknya hadiah di bulan Ramadhan ini, kami juga mencoba mengisi jiwa Syaffa dengan menjadikan Ramadhan bulan untuk memperbanyak kebajikan.
Ketika ada rejeki berlebih, dan kebetulan forum komunikasi alumni ESQ tempat Bapak menjadi ketua korda bergerak untuk membagikan berbagai paket Ramadhan, Syaffa pun turut terlibat.

Kegiatan ini membuatnya sangat riang gembira. Syaffa terlihat sangat enjoy, ketika berhasil menunaikan tugas mengisi paket takjil itu dengan buah kurma yang terbungkus dalam plastik. Subhanallah..inilah yang disebut SPIRITUAL HAPPINESS. Bahkan anak kelas 1 SD pun bisa merasakan.

Membuat bibir saya senantiasa memanjatkan doa, agar bagaimana pun kondisi Syaffa ketika besar nanti, semoga dia tetap terus berbagi.

Semoga Allah memudahkan Syaffa, nak..

Semoga Allah senantiasa memberikanmu kekuatan dan kemudahan dalam melaksanakan ibadah di bulan suci ini dan dalam roda kehidupanmu kelak.

Menyiapkan 30 hadiah ramadhan dengan jenis yang berlainan (walaupun tidak semuanya lebih dari Rp.10.000) adalah hal yang membutuhkan "effort" khusus bagi saya dan Bapak yang sama sama bekerja.Effort dalam hal ini terutama ialah waktu untuk mencari, membeli dan membungkus hadiah itu.

Menyisihkan waktu untuk lebih banyak bermain, membujuk ketika lapar dan haus, serta menggendong Syaffa ( BB saat ini sudah 30 kg !) ke meja makan kami dengan mata separuh terpejam, bukan hal yang mudah untuk tulang tua seusia kami (Bapak yang usianya 36 thn, dan Bunda yang 32 tahun - wis balung tuwek- kata Bapak)

Ah...mungkin memang butuh energi ekstra untuk itu semua..

Mungkin perlu lebih ketat, mengatur keuangan di bulan-bulan sebelum Ramadhan..

Mungkin perlu manajemen waktu yang lebih baik, dan berupaya menyelesaikan amanah pekerjaan di Kampus dan Rumah Sakit dengan lebih cepat agar lebih banyak punya waktu di bulan Ramadhan..

Karena pinta kami hanya satu...

Menjadikan Ramadhan, suatu memori yang indah dan tak terlupakan di hati Shafiya.

Semoga Allah memudahkannya. Amin...