Tuesday, November 09, 2010

Happy Milad Rayyan!



Sore ini setahun yang lalu, lahir bayi laki-laki putra kami tercinta, Rayyan Sajjad Zulkarnain.
Dari jarak umur yang berbeda jauh dengan si Kakak Shafiya Fildza Nisrina (8 tahun) membuat kami merasa seperti "baru" punya bayi lagi.
Banyak yang harus kami pelajari dalam mempersiapkan kehamilan dan kelahirannya.

Salah satunya ialah pemberian ASI pada ibu pekerja seperti saya.

Di mulai dari saat kehamilan, saya sudah banyak belajar tentang ASI via milis asiforbaby juga buku Jack Newmann dan menjadi member Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Banyak berdiskusi dengan teman-teman sesama ibu menyusui dan konsultan laktasi makin menambah pengetahuan dan semangat untuk ASI Eksklusif.

Banyak suka dan duka yang dialami dalam pemberian ASI kepada Rayyan. Tantangan dari dokter spesialis anak yang menangani ketika Rayyan sakit ataupun imunisasi, dan obstacles lainnya yang dapat dibaca di sini.

Namun berkat dukungan dari Suami, Shafiya (kakak Rayyan), Eyang Kakung, Eyang Putri, Ompung Raja dan Ompung Mora serta seluruh om dan tante Rayyan...alhamdulillah...proses pemberian ASI terhadap Rayyan dapat terus dilaksanakan hingga hari ini.

Karena itu dengan ini kami bangga memperkenalkan....*drumrolling*

Rayyan Sajjad Zulkarnain, M.ASI

Selamat milad ke-1 ya Nak...semoga Allah menjadikanmu anak yang shalih yang mampu memberikan bobot di muka bumi ini dengan kalimat Laa Illaha Illalah. Berbakti pada orang tua, dan taat pada Allah dan RasulNya.

Aamiin













Thursday, May 13, 2010

Few things happened in Keluarga Zulkarnain

Wow..wow..wow....We're Back!

Hehheehehe. Bulan Mei ini banyak sekali yang mesti di ceritakan nih, mulai dari yang mana dulu ya?

OK

1. Alhamdulillah di Bulan Mei ini..bayi kami Rayyan Sajjad Zulkarnain diwisuda menjadi Sarjana ASI :) Waks..jadi Rayyan Sajjad Zulkarnain,S-ASI dong:) Qiqiqiqiqiiq. Tepatnya tanggal 9 Mei, Rayyan memasuki usia 6 bulan dan mulai dong makan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI).
Bunda memang sudah siapin Gasol Beras Merah Wangi untuk MP ASI pertamanya Rayyan.

Mungkin karena Rayyan udah biasa minum ASI-Perah pakai sendok, jadi..gak ada kendala deh untuk mamam MP ASInya. Cuma memang Bunda bikin enceerrr banget sesuai konsistensi ASI.
Suapan pertama yang kasih si Ompung Mora. Haaaaap...nyam nyam...lancar banget deh. Tapi dikiiit dulu aja. Cukup 5 gram Gasol ( 1 sendok teh munjung) di masak dengan 50 ml air dan dicampur lagi dengan ASI perah.

Untuk MP ASInya ini sesuai dengan saran di Milis MPASIRUMAHAN, kita ikutan aturan 4 hari..jadi dicobain 1 macam makanan dulu selama 4 hari. Dilihat ada reaksi alergi apa nggak.
Sementara ini Rayyan sudah bisa maem gasol beras merah, pisang ambon dan pepaya. Yummy!

2. Kakak Shafiya bulan Mei ini ada Business Day di sekolahnya. Awalnya dia bingung mau jual apa, akhirnya diputuskan jualan Konyaku Jelly dengan isian Nata de coco :)
Bunda bikinin Jelly dan Shafiya mengatur dalam plastik mika. Terus dia bikin papan jualan..bertuliskan " Jelly Nata De Coco Rp.2000"
Ternyata kamu jual seharga Rp 2000 toh Nak? OK lah kalau begitu. Totally ada 20 plastik mika berisi 4-5 jelly. Terus juga ada lolipop, yang dijual Rp.1000 oleh Shafiya :)

Pas dijemput pulang..ternyata...laries manies....semua lakuuu. Alhamdulillah. Pulang bawa duit Rp.50.000 dan dimasukkan ke tabungannya. Katanya buat tambahan ongkos kalau mau Umroh nanti..Amiiin Nak...semoga Allah berkenan memanggil kita lagi yah buat berkunjung ke Baitullah.

Bulan Mei ini juga Shafiya melanjutkan les renangnya yang sempet vakum, gara2 cari pelatih perempuan dan kolam renang yang khusus muslimah. Alhamdulillah sekarang sudah ada di Surabaya yaitu di Al Hikmah Sports Centre. Mudah2an cepet bisa ya Nak renangnya. Jadi entar kalau kita pergi renang, Syaffa dah bisa renang sendiri.

Foto MP ASI Rayyan dan Business Day Shafiya menyusul yaaaa

Sunday, May 09, 2010

Rayyan Sajjad Zulkarnain,S.ASI

Repost dari tulisan saya di web TheUrbanMama

http://theurbanmama.com/our-stories/118/asi-eksklusif-untuk-baby-rayyan.html

Menyusui bayi bagi saya adalah impian. Anak pertama saya, Shafiya, hanya berkesempatan menikmati ASI selama 2 bulan pertama, itu pun karena pada saat itu adalah fase kegelapan. Takut ASI kurang, stress berat badan bayi tidak naik, dan terlebih lagi, saat itu memang stress karena suami sudah pergi terlebih dulu ke Brisbane untuk mengambil master of Clinical Pharmacy di UQ pada saat Shafiya usia 13 hari! Yah, lengkap deh kegagalan ASI eksklusifnya.
Dalam hati sejak saat itu saya berniat, jika diberi amanah lagi oleh Allah, maka saya harus mengusahakan untuk menyusui secara eksklusif walaupun saya bekerja.

Di mulai dari saat kehamilan, saya sudah banyak belajar tentang ASI via milis asiforbaby juga buku Jack Newmann dan menjadi member Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Banyak berdiskusi dengan teman-teman sesama ibu menyusui dan konsultan laktasi makin menambah pengetahuan dan semangat untuk ASI Eksklusif.

Pada saat melahirkan, alhamdulilah saya diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD) oleh dokter obgyn saya yang sangat pro ASI. Baru 1 jam setelah melahirkan, baby sudah diperkenankan rooming in dan langsung belajar menyusui dan bisa! Alhamdulillah.
Demikian pula para suster di Rumah Sakit tersebut, semuanya mendukung keinginan saya untuk ASI eksklusif. Sampai-sampai ketika baby Rayyan harus disinar karena agak kuning. Setiap baby Rayyan menangis, saya selalu dipanggil untuk menyusui.

Suami, orang tua, dan mertua semuanya sangat mendukung untuk ASI eksklusif walaupun Bapak pada awalnya selalu bertanya kenapa tidak pakai susu kaleng dan menyarankan beberapa merk susu formula yang menurut beliau bagus. Saya hanya menanggapi dengan mengatakan, "Alhamdulillah ASI masih cukup."

Belum tiga bulan cuti, karena urusan kerja, saya harus masuk lebih awal. Kurang lebih 3 minggu lebih awal daripada jadwal seharusnya. Hati berdebar membayangkan baby Rayyan harus menikmati ASI perahan dari cangkir dan sendok dengan disuapi oleh Eyang Putrinya. Tapi minum ASIP melalui cangkir dan sendok pun sekarang sudah tidak lagi menjadi masalah.

Cobaan pun datang lagi ketika freezer khusus ASI perah mendadak rusak padahal didalamnya telah tersimpan 50 botol ASI Perah. Sebagian diantaranya cair. Namun suami tetap membesarkan hati, agar bersemangat memerah. Suami sigap memindahkan ASI Perah ke freezer kulkas dan 80 persen terselamatkan.

Bekerja sebagai dosen sekaligus dokter spesialis mata membuat jam kerja saya cukup panjang. Setelah di RSU dan Fakultas Kedokteran jam 8 sampai jam 14, siang ataupun sore hari masih dilanjut dengan pelayanan di Surabaya Eye Clinic, sehingga praktis baby Rayyan akan banyak mengonsumsi ASI perah.
Namun tekad saya untuk tetap memberikan tetesan yang sangat berharga itu terus membara. Beberapa bulan sudah saya dan baby Rayyan menjalani ini. Terkadang ketika diperah ASI keluar lancar, terkadang sedikit sekali. Namun tetes demi tetes tetap saya kumpulkan dengan penuh cinta. Rasa bahagia terpancar ketika baby Rayyan segera mendekap ke dada saya untuk minta disusui setiap saya pulang kerja adalah sesuatu yang tak dapat digantikan dengan apapun.

Sudah 6 bulan Baby Rayyan dan saya bekerja sama untuk memberikan ASI eksklusif. Bagi ibu-ibu menyusui yang lain, mungkin ini hal biasa namun tidak bagi saya.

Anakku,
Bila bunda boleh memilih
Apakah bunda berdada indah,
Atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka bunda memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu bunda telah membekali hidupmu
Dengan tetesan-tetesan dan tegukan-tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada bunda dalam kantuk bunda,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak akan pernah bisa rasakan
(Ratih Sang)

Saturday, May 08, 2010

Panduan Penyimpanan ASI PERAH

Panduan Menyimpan ASI

ASI yang diperah atau dipompa haruslah disimpan secara benar untuk
memaksimalkan kandungan nutrisi dan kualitas yang terkandung di dalamnya.
ASI sebenarnya memiliki kandungan anti-bakteri untuk mempertahankan
kesegarannya. ASI yang baru diperah atau dipompa pasti akan lebih segar dan
memiliki kualitas yang baik/

Informasi dibawah ini dihasilkan dari riset terkini dan berlaku bagi para
ibu yang:

§ Memiliki anak yang sehat dan lahir tidak premature (*full-term
babies)*

§ Menyimpan ASI untuk keperluan di dalam rumah (bukan untuk
keperluan di RS)

§ Mencuci tangannya sebelum memerah atau memompa

§ Menggunakan wadah atau tempat penyimpanan ASI yang telah
dibersihkan dengan air panas, sabun dan telah disiram dengan air bersih.

§ Semua ASI yang disimpan harus diberi tanggal sesuai hari di saat
ASI itu diperah atau dipompa.

*Panduan Menyimpan ASI*
Menyimpan sekitar 60 – 120 ml per botol sangat disarankan untuk mengurangi
sisa ASI. ASI yang disimpan di kulkas lebih besar kandungan anti-infeksinya
disbanding ASI yang beku dari freezer. Masukkan ASI kedalam kulkas biasa
dulu untuk merendahkan suhunya baru pindahkan ke dalam freezer. *ASI bisa
disimpan:* § Dalam suhu ruangan (19-22°C) sampai 10 jam
lamanya §
Di dalam kulkas (0-4°C) sampai 8 hari (usahakan di bagian paling belakang
dari kulkas) sampai 8 hari lamanya § Di dalam freezer (dengan suhu
bervariasi tergantung berapa sering pintu freezer dibuka dan ditutup) sampai
2 minggu
Di dalam freezer dengan bagian khusus yang memiliki tutup
terpisah dari pintu freezer (dengan suhu bervariasi tergantung berapa sering
pintu freezer dibuka dan ditutup) sampai 3-4 bulan.

Di dalam
freezer yang sangat dingin (-17 sampai -8°C) sampai 6 bulan lamanya Tempat
untuk menyimpan ASI

ASI yang disimpan di kulkas atau ASI beku dapat ditempatkan pada:

- Plastik dengan permukaan keras (seperti botol bayi) atau wadah yang
terbuat dari gelas dengan tutup yang rapat.
- Kantong ASI yang didesain khusus untuk penyimpanan dalam freezer.

Catatan: botol susu sekali pakai tidak direkomendasikan untuk dipakai.

*Bagiamana cara menghangatkan ASI?*

Rendam atau aliri botol dengan air panas.

ASI jangan dipanaskan sampai mendidih

Perlahan kocok-kocok ASI sebelum mengukur suhunya. Mengocok secara
perlahan juga akan membantu mencampur bagian yang mengental dengan yang
cair.

Dilarang menggunakan *microwave* dalam menghangatkan ASI.

*ASI beku yang telah dicairkan*

Jika ASI beku telah dicairkan, masih bisa disimpan dalam kulkas biasa sampai
24 jam ke depan. Tetapi ASI tidak boleh dibekukan lagi. Tidak diketahui
dengan pasti apakah ASI yang tersisa di botol aman dan masih baik kondisinya
untuk diminumkan lagi kepada bayi pada saat minum berikutnya. Untuk mencegah
hal ini, sebaiknya ASI disimpan dalam botol yang tidak terlalu besar, jadi
mengurangi sisa ASI yang tidak terminum.

Menurut buku THE BREASTFEEDING ANSWER BOOK, halaman 228, beberapa penelitian
menunjukkan bahwa terdapat kandungan zat dalam ASI yang tak dikenal untuk
melindungi ASI dari bakteri dan kontaminasi. Sebuah studi, Barger & Bull
1987, mnemukan secara statistik bahwa tidak ada perbedaan kadar bakteri
dalam ASI yang telah disimpan 10 jam dalam suhu ruangan dengan ASI yang
telah disimpan selama 10 jam. Bahkan sebuah penelitian lain, Pardou 1994,
menemukan bahwa setelah 8 hari disimpan di kulkas ada kecenderungan ASI
memiliki kadar bakteri yang lebih rendah dibanding saat setelah diperah atau
dipompa.

Sumber: diterjemahkan dari situs La Leche League

Monday, March 01, 2010

Memaknai Kalimat di Monitor

Tulisan bagus mbak Rose FN di milis FAHIMA

Pada masa kini, internet sudah dikenal luas dalam masyarakat kita.Artinya, sudah banyak sekali yang menggunakan fasilitas bermacam pertemanan di dunia maya. Ber-FB-an, Twitter-an, MP-an, ber-H5,ber-Wordmaster- an. Dan mungkin sudah berjuta milis lebih, yang ada diAsia, bisa kita ikuti. Bila kita mau, gampang deh masuk ke ajang pertemanan, sharing, dan sebagainya.
Tanpa kopi darat pun,kita bisa juga berteman akrab.
Kata per kata yang kita untai menjadi sebuah kalimat, tanpa diduga menghasilkan makna yang amat menakjubkan.
Karena bisa beragam makna yang dapat ditangkap oleh pembacanya. Bayangkan, bila kalimat andai, yang tak diberi tanda petikan, akan menjadi salah arti, bahkan dapat melenceng jauh dari maksud penulis.
Apalagi bila ajakan tobat tidak diberi prakata menghibur, kadang tak membuat simpatik kepada penerimanya.

Bila 'sindiran keras' yang diberi cuplikan genit si ikon damai, bisa membuat gengsi penerimanya, tidak rontok di mata publik.

Seseorang yang dikritisi itu bisa mengangguk, tanda malu sendiri atas khilafnya.Syukur-syukur ia langsung gelar sajadah 'tuk bersungkur tobat. InsyaAllah tak menjadikan 'prahara' baru di layar monitor milis tersayang.
Nah, pesan yang tertangkap oleh pembaca itu tergantung juga kepada situasi dan kondisi si pembaca.
Misalkan ketika pembaca sedang dirundung musibah, badan yang kurang sehat, atau emosi labil ketika si tamu datang bulan, hadir bagi wanita.

Hal-hal tersebut terkadang bisa mengacaukan akal sehat. Jadi mudah tersinggung, kadang emosi tak terkendali.

Kemudian: latar belakang seseorang yang berbeda bisa berpengaruh juga.Apakah ia datang dari kalangan -anggap- santri, pensiunan okem atau pun dari 'rakyat jelata' ^^.

Dan konon, sifat bawaan masing-masing sejak nongol ke dunia juga ada perannya. Ada yang bersifat santai aje, bodo amat! Ada pula yang bermoto silence is golden and never vote :D
Sementara yang lain, begitu tawadhu menganalisa, hati-hati sekali atau ada yang ekstrovert. (Ingat golongan darah postingan Tita :))

Kemudian satu faktor yang bisa juga mempengaruhi daya tangkap adalah:faktor usia. Misalkan saja bagi yang lebih tua; merasa telah banyak makan asam garam, kok digurui? Atau yang lebih muda merasa lebih modern,pintar merangkai kata pedas, untuk teman-teman tuanya yang dianggap katrok.

Ihiks, nyesek banget,

contohnya ekstrim bo'!Nah, beberapa alasan atau faktor tadi, menjadi semacam ukuran bagaimana kalimat bisa ditangkap dan bagaimana pembaca memahami kalimat yang dituang oleh sang penulis dibalik layar monitor. Sehingga lahirlah makna yang beragam di benak pembaca yang berambut sama tapi lain isi kepala tadi.

So, kenapa saya menulis ini?

Begini; berkali sudah terbaca email amarah di beberapa milis yang saya ikuti, baik versi Indonesia, maupun versi londo inggris. Sementara untuk sebagian miliser lain, sama sekali tak merasa bahwa tulisan itu'menggigitnya' . Komunitas umum akan terbengong-bengong bila ada yang'ngamuk' karena ulah sebuah tulisan 'kaku'.

Kenapa itu bisa terjadi? Ya, seperti yang saya tulis sebagian faktor perkiraan pandangan mata, diatas tadi.Sedikit berbagi, pernah suatu ketika saya terhenyak pada sebuah baris pendek yang terlayang dalam sebuah milis, yang kebetulan saat itu barus ayalah yang memposting sebuah cerita ringan. Akan tetapi, sebaris kalimat dari teman di dunia maya ini, telah membuat saya tersinggung.Glek, kesal, tengsin. Dan sesuai umur uzur saya, maka sayamembalas dengan jurus 'ja-im' dulu ^^.

Untungnya rasa kesal itu bisa mereda, ketika saya berkaca di cermin bening. Bukan di pantat botol, karna bisa manyun pantulannya. Alias intropeksi diri bertanya dalam hati: "Pernahkah saya menyakiti tanpa sengaja, atau lalai dalam menulis?

Ihik, pernah kali..."__._,_.___

Monday, February 08, 2010

Congatulation to our beloved baby Rayyan. He is Diploma ASI now!

Menyusui bayi bagiku adalah impian. Sayang, anak pertamaku Shafiya hanya berkesempatan menikmati ASIku selama 2 bulan pertama *hiks* itupun karena pada saat itu adalah fase kegelapan. Takut ASI kurang, Stress berat badan bayi nggak naik, dan terlebih lagi, saat itu memang stress karena suami sudah pergi duluan ke Brisbane untuk ambil master of Clinical Pharmacy di UQ pada saat Shafiya usia 13 hari! Yah..lengkap deh kegagalan ASI eksklusifnya.
Dalam hati sejak saat itu saya berniat, jikalau diberi amanah lagi oleh Allah, maka saya harus mengusahakan untuk menyusui secara eksklusif walaupun saya bekerja.

Dimulai dari saat kehamilan, saya sudah banyak belajar tentang ASI via milis asiforbaby juga buku Jack Newmann dan menjadi member Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Banyak berdiskusi dengan teman-teman sesama ibu menyusui dan konsultan laktasi makin menambah pengetahuan dan semangat untuk ASI Eksklusif.

Pada saat melahirkan, alhamdulilah diberi kesempatan untuk Inisiasi Menyusui Dini oleh dokter obgyn saya yang sangat pro ASI. Baru 1 jam setelah melahirkan, baby sudah diperkenankan rooming in dan langsung belajar menyusui dan bisa! Alhamdulillah....

Demikian pula para suster di Rumah Sakit tersebut, semuanya mendukung keinginan saya untuk ASI eksklusif. Sampai-sampai ketika baby Rayyan harus disinar karena agak kuning..tiap baby Rayyan nangis saya selalu dipanggil untuk menyusui..Alhamdulillah...

Suami, orang tua dan mertua semuanya sangat mendukung untuk ASI eksklusif walaupun Bapak pada awalnya selalu bertanya kenapa tidak pakai susu kaleng dan menyarankan beberapa merk susu formula yang menurut beliau bagus. Saya hanya menanggapi dengan mengatakan.."alhamdulillah ASI masih cukup"

Belum tiga bulan bercuti, karena urusan kerja, saya harus masuk lebih awal..kurang lebih 3 minggu lebih awal daripada jadwal seharusnya. Hati berdebar membayangkan Baby Rayyan harus menikmati ASI perahan dari cangkir dan sendok dengan disuapi oleh Eyang Putrinya. Namun sekali lagi dengan Rahman dan RahimMu ya Allah..Engkau beri kesabaran bagi ibu mertua hamba (juga suami hamba) dan bayi hamba...maka minum ASIP melalui cangkir dan sendok pun sekarang sudah tidak lagi menjadi masalah.

Cobaan pun datang lagi ketika freezer khusus ASI perah mendadak rusak..padahal didalamnya telah tersimpan 50 botol ASI Perah...sebagian diantaranya cair..:-(( Namun suami tetap membesarkan hati, agar bersemangat memerah, dan alhamdulilah setelah diperbaiki freezer dingin kembali. Bersyukur ketika menemukan bahwa freezer tidak berfungsi, suami sigap memindahkan ASI Perah ke freezer kulkas dan 80 persen terselamatkan.

Bekerja sebagai dosen sekaligu dokter spesialis mata membuat jam kerja saya cukup panjang. Setelah di RSU dan Fakultas Kedokteran jam 8 sampai jam 14, siang ataupun sore hari masih dilanjut dengan pelayanan di Surabaya Eye Clinic, sehingga praktis baby Rayyan akan banyak mengkonsumsi ASI perahan :-(
Namun tekad saya untuk tetap memberikan tetesan yang sangat berharga itu terus membara. Tiga bulan sudah saya dan baby Rayyan menjalani ini. Terkadang ketika diperah ASI keluar lancar....terkadang sedikit sekali. Namun tetes demi tetes tetap saya kumpulkan dengan penuh cinta. Rasa bahagia terpancar ketika baby Rayyan segera mendekap ke dada saya untuk minta disusui setiap saya pulang kerja adalah sesuatu yang tak dapat digantikan dengan apapun.

Alhamdulillah..hari ini...3 bulan sudah baby Rayyan dan saya bekerja sama untuk memberikannya ASI eksklusif. Bagi ibu ibu menyusui yang lain, mungkin ini hal biasa namun tidak bagi saya. Karena itu apabila 6 bulan ASI eksklusif dipanggil ibu ibu di milis asiforbaby S1 ASI dan 1 tahun ialah S2 ASI dan 2 tahun ialah S3 ASI, maka
perkenankan saya hari ini, merayakan prestasi ini dengan memberikan gelar DIPLOMA ASI bagi baby Rayyan yang telah berhasil diberi Asi eksklusif selama 3 bulan :-)

Perjalanan kami masih sangat panjang, karena itu saya tidak berani memasang target terlalu jauh. Next target ialah S1 ASI pada bulan Mei 2010 nanti....Insya Allah...Doakan kami ya !!

Anakku,
Bila bunda boleh memilih
Apakah bunda berdada indah,
Atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka bunda memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu bunda telah membekali hidupmu
Dengan tetesan-tetesan dan tegukan-tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu di dada bunda dalam kantuk bunda,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak akan pernah bisa rasakan
(Ratih Sang)

Tuesday, February 02, 2010

Perjalanan Cahaya itu..(2)

Tanggal 30 Januari 2010 kemarin, kami pengurus korda dan fosma ESQ Surabaya melakukan perjalanan ke Malang untuk membagikan 2 set Al Quran Braille untuk Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) cabang Malang.

Perjalanan dimulai dengan bismillahirrahmanirrahim dari rumah Bunda Rowena, dan Alhamdulillah sampai di Malang pukul 09.00. Sempat singgah dan dijamu dengan amat baik oleh Bunda Endang Sahdi di rumah beliau. Setelah itu, kami pun menuju Jalan Ciliwung 1 no 14 untuk bertemu dengan Pak Buchori ketua Pertuni Malang. Beliau sendiri seorang tuna netra juga.

Sampai di rumah pak Buchori, lalu kami menunggu beberapa anggota Pertuni Malang untuk acara serah terima 2 set Al Quran Braille ini.
Air mata ini mengalir, mendengar bacaan surat An Naba yang dibacakan hingga selesai. Sementara saudara kita yang tuna netra saja begitu bersemangat mempelajari kalam Allah, bagaimana dengan kita yang diamanahi mata yang sehat ini??

"Tidakkah mereka melakukan perjalanan di muka bumi, sehingga mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka mengerti, dan mempunyai telinga yang dengan itu mereka medengar? Sesungguhnya, bukanlah matamu yang buta, tapi yang buta ialah hatimu yang ada dalam (rongga) dada" (QS Al Hajj: 46)

Alhamdulillah...amanah telah tertunaikan. Donasi rekan rekan alumni ESQ telah tersalurkan, setelah sebelumnya kami salurkan di SDLB dan SMP LB di Surabaya, Malang (pusat rehabilitasi tuna netra), Ponorogo, Trenggalek, Banyuwangi dan Pertuni Surabaya.

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh donatur, semoga amalan ini Allah catat sebagai amal kebajikan bagi kita semua. Amin Allahuma Amin.

Wass wrwb


Link untuk pembagian Al Quran Braille 1 : http://fka-esq-sby.blogspot.com/2008/10/perjalanan-cahaya-al-quran-braille-for.html

P/S: baru saja ada SMS dari penerima AL QURAN BRAILLE:
"Bersyukur kita kepada Allah karena hari ini mata kita masih daat menatap dan merasakan senyum buah hati yang kita cintai. Salam kami bagi donatur Al Quran Braille"

A.L.H.A.M.D.U.L.I.L.L.A.H

Hikmah di dalam kisah Perang Tabuk

Kisah dibawah ini, Bunda ambil dari Notes facebooknya Fitri Maulani. Semoga banyak hikmah kita ambil didalamnya.

Assalam'alaikum wr wb..


lama tangan ini tak ku gunakan untuk merangkai kata2 yang menggambarkan suasana hatiku..

eeuumm..berhubung ini hari kamis, dan berarti tak ada jadwal untuk makan siang maka terlintas untuk mencari bacaan yang memberi hikmah..

. . . . .

Maka bertemulah aq dengan kisah ini...kisah Ka'ab bin Malik dalam kisah perang tabuk...
silakan membaca jika memang blum pernah membacanya,semoga bisa mendapat hikmah dari bacaa ini...



Bismillah...
==========================
==========================


“Aku sama sekali tidak pernah gagal mengikuti semua peperangan bersama Rasululah saw, kecuali dalam perang Tabuk.sebab aku tidak ikut serta dalam perang Tabuk itu adalah karena kelalaian diriku terhadap perhiasan dunia..
ketika itu keadaan ekonomiku jauh lebih baik daripada hari-hari sebelumnya.

Demi Allah,
aku tidak pernah memiliki barang dagangan lebih dari dua muatan unta,
akan tetapi pada waktu peperangan itu aku memikinya.
Sungguh, tidak pernah Rasullah SAW merencanakan suatu peperangan
melainkan beliau merahasiakan hal itu,
kecuali pada perang Tabuk ini.

Peperangan ini, Rasulullah SAW lakukan
dalam kondisi panas terik matahari gurun yang sangat menyengat,
menempuh perjalanan nan teramat jauh,
serta menghadapi lawan yang benar-benar besar dan tangguh.

Jadi, rencananya jelas sekali bagi kaum muslimin
untuk mempersiapkan diri masing-masing
menuju suatu perjalanan dan peperangan yang jelas pula.

Rasulullah saw. mempersiapkan pasukan yang akan berangkat.
Aku pun mempersiapkan diri untuk ikut serta,
tiba-tiba timbul pikiran ingin membatalkannya,
lalu aku berkata dalam hati,
“Aku bisa melakukannya kalau aku mau!”

Akhirnya,
aku terbawa oleh pikiranku yang ragu-ragu,
hingga para pasukan kaum muslimin mulai meninggalkan Madinah.

Aku lihat pasukan kaum muslimin mulai meninggalkan Madinah,
maka timbul pikiranku untuk mengejar mereka,
alang-alang mereka belum jauh.

Namun,
aku tidak melakukannya..
kemalasan menghampiri dan bahkan menguasai diriku.

Tampaknya aku ditakdirkan untuk tidak ikut
Akan tetapi,
sungguh aku merasakan penderitaan batin sejak Rasulullah saw. meninggalkan Madinah.

Bila aku keluar rumah,
maka di jalan-jalan aku merasakan keterasingan diri
sebab aku tidak melihat
orang kecuali orang-orang yang diragukan keislamannya.

Merekalah orang-orang yang sudah mendapatkan rukhshah atau izinAllah Ta’ala
untuk uzur
atau kalau tidak demikian
maka mereka adalah orang-orang munafik.

Padahal, aku merasakan bahwa diriku tidak termasuk keduanya.

Konon, Rasulullah saw. tidak menyebut-nyebut namaku sampai ke Tabuk.
Setibanya di sana,
ketika beliau sedang duduk-duduk bersama sahabatnya,
beliau bertanya,
“Apa yang dilakukan Ka’ab bin Malik?”

Seorang dari Bani Salamah menjawab,
“Ya Rasulullah, ia ujub pada keadaan dan dirinya!”

Mu’az bin Jabal menyangkal,
“Buruk benar ucapanmu itu!
Demi Allah, ya Rasulullah,
aku tidak pernah mengerti melainkan kebaikannya saja!”

Rasulullah saw. hanya terdiam saja.

Beberapa waktu telah berlalu,
aku mendengar Rasulllah saw. kembali dari kancah jihad Tabuk.
Ada dalam pikiranku berbagai desakan dan dorongan
untuk membawa alasan palsu ke hadapan Rasulullah saw.,

bagaimana caranya supaya tidak terkena marahnya?
Aku minta pandapat dari beberapa orang keluargaku
yang terkenal berpikiran baik.

Akan tetapi, ketika aku mendengar Nabi saw., segera tiba di Madinah,
lenyaplah semua pikiran jahat itu.

Aku merasa yakin
bahwa aku tidak akan pernah menyelamatkan diri
dengan kebatilan itu sama sekali.

Maka, aku bertekad bulat akan menemui Rasulullah saw.
dan mengatakan yang sebenarnya.

Pagi-pagi,
Rasulullah saw. memasuki kota Madinah.
Sudah menjadi kebiasaan,
kalau beliau kembali dari suatu perjalanan,
pertama beliau akan masuk ke masjid dan solat dua rakaat.

Demikian pula usai dari Tabuk..
selesai solat
beliau kemudian duduk melayani tamu-tamunya.

Lantas, datanganlah orang-orang yang tidak ikut perang Tabuk
dengan membawa alasan masing-masing
diselangi sumpah palsu untuk menguatkan alasan mereka.

Jumlah mereka kira-kira delapan puluhan orang.

Rasulullah saw. menerima alasan lahir mereka
dan mereka pun memperbaharui baiat setia mereka.

Beliau memohonkan ampunan bagi mereka
dan menyerahkan soal batinnya kepada Allah.

Tibalah giliranku,
aku datang mengucapkan salam kepada beliau.
Beliau membalas dengan senyuman pula,
namun jelas terlihat bahwa senyuman beliau memendam rasa marah.

Beliau kemudian berkata,
“Kemarilah!”

Aku pun menghampirinya,
lalu duduk di hadapannya.
Beliau tiba-tiba bertanya,
“Wahai Ka’ab, mengapa dirimu tidak ikut?
Bukankah kau telah menyatakan baiat kesetianmu?”

Aku menjawab,
“Ya Rasulullah!
Demi Allah..
Kalau di hadapan penduduk bumi yang lain,
tentulah aku akan berhasil keluar dari amarah mereka
dengan berbagai alasan dan dalil lainnya.
Namun, demi Allah.
Aku sadar kalau aku berbicara bohong kepadamu
dan engkau pun menerima alasan kebohonganku,
aku khawatir Allah akan membenciku.
Kalau kini aku bicara jujur,
kemudian karena itu engkau marah kepadaku,
sesungguhnya aku berharap Allah akan mengampuni kealpaanku".

"Ya Rasululah saw.,
demi Allah, aku tidak punya uzur.
Demi Allah, keadaan ekonomiku aku tidak pernah stabil
dibanding tatkala aku tidak mengikutimu itu!”

Rasulullah berkata,
“Kalau begitu, tidak salah lagi.
Kini, pergilah kau sehingga Allah menurunkan keputusan-Nya kepadamu!”

Aku pun pergi diikuti oleh orang-orang Bani Salamah.
Mereka berkata kepada,
“Demi Allah. Kami belum pernah melihatmu melakukan dosa sebelum ini.
Kau tampaknya tidak mampu membuat-buat alasan seperti yang lain,
padahal dosamu itu sudah terhapus oleh permohonan ampun Rasulullah!”

Mereka terus saja menyalahkan tindakanku itu
hingga ingin rasanya aku kembali menghadap Rasullah saw.
untuk membawa alasan palsu,
sebagaimana orang lain melakukannya.

Aku bertanya kapada mereka,
“Apakah ada orang yang senasib denganku?”

Mereka menjawab,
“Ya! Ada dua orang yang jawabannya sama dengan apa yang kau perbuat.
Sekarang mereka berdua juga mendapat keputusan
yang sama dari Rasulullah sebagaimana keadaanmu sekarang!”

Aku bertanya lagi,
“Siapakah mereka itu?”

Mereka menjawab,
“Murarah bin Rabi’ah Al-Amiri
dan Hilal bin Umayah Al-Waqifi.”

Mereka menyebutkan dua nama orang soleh
yang pernah ikut dalam perang Badar dan yang patut diteladani.
Begitu mereka menyebutkan dua nama orang itu,
aku bergegas pergi menemui mereka.

Tak lama setelah itu,
aku mendengar Rasululah melarang kaum muslimin
berbicara dengan kami bertiga,
di antara delapan puluhan orang yang tidak ikut dalam perang tersebut.

Kami memencilkan diri dari masyarakat umum.
Sikap mereka sudah lain kapada kami
sehingga rasanya aku hidup di suatu negeri yang lain
dari negeri yang aku kenal sebelumnya.

Kedua rakanku itu berdiam di rumah masing-masing
menangisi nasib dirinya,
tetapi aku yang paling kuat dan tabah di antara mereka.

Aku keluar untuk solat jamaah
dan kaluar masuk pasar
meski tidak seorang pun yang mau berbicara denganku
atau menanggapi bicaraku.

Aku juga datang ke majilis Rasullah saw.
sesudah beliau solat.
Aku mengucapkan salam kepada beliau,
sambil hati kecilku bertanya-tanya
memperhatikan bibir beliau,
“Apakah beliau menggerakkan bibirnya menjawab salamku atau tidak?”

Aku juga solat dekat sekali dengan beliau.
Aku mencuri pandang melihat pandangan beliau.
Kalau aku bangkit mau solat,
ia melihat kepadaku.
Namun, apabila aku melihat kepadanya,
ia palingkan mukanya cepat-cepat.

Sikap dingin masyarakat kepadaku terasa lama sekali.

Pada suatu hari,
aku mengetuk pintu pagar Abu Qaradah,
saudara misanku dan ia adalah saudara yang paling aku cintai.
Aku mengucapkan salam kepadanya,
tetapi demi Allah, ia tidak menjawab salamku.

Aku menegurya,
“Abu Qatadah! Aku mohon dengan nama Allah,
apakah kau tau bahwa aku mencintai Allah dan Rasul-Nya?”

Ia diam.

Aku mengulangi permohonanku itu,
namun ia tetap terdiam.
Aku mengulangi permohonanku itu,
namun ia tetap terdiam.
Aku mengulanginya sekali lagi,
tapi ia hanya menjawab,
“Allah dan Rasul-Nya lebih tahu!”

Air mataku tidak tertahan lagi.
Kemudian aku kembali dengan penuh rasa kecewa.

Pada suatu hari,
aku berjalan-jalan ke pasar kota Madinah.
Tiba-tiba datanglah orang awam dari negeri Syam.

Orang itu biasanya mengantarkan dagangan ke kota Madinah.
Ia bertanya,
“Siapakah yang mau menolongku menemui Ka’ab bin Malik?”

Orang-orang di pasar itu menunjuk kepdaku,
lalu orang itu datang kepadaku..
dan menyerahkan sepucuk surat kepadaku
dari raja Ghassan.

Setelah kubuka,
isinya sebagai berikut,
“… Selain dari itu, bahwa sahabatmu sudah bersikap dingin terhadapmu.
Allah tidak menjadikan kau hidup terhina dan sirna.
Maka, ikutlah dengan kami di Ghassan,
kami akan menghiburmu!”

Hatiku berkata ketika membaca surat itu,
“Ini juga salah satu ujian!”
Lalu aku memasukkan surat itu ke dalam tungku dan membakarnya.

Pada hari yang ke-40 dari pengasinganku
di kampung halaman sendiri,
ketika aku menanti-nantikan turunnya wahyu
tiba-tiba datanglah kepadaku seorang pesuruh Rasulullah saw.
menyampaikan pesannya,

“Rasulullah memerintahkan kepadamu supaya kamu menjauhi istrimu!”

Aku semakin sedih,
namun aku juga semakin pasrah kepada Allah,
hingga terlontar pertanyaanku kepadanya,
“Apakah aku harus menceraikannya atau apa yang akan kulakukan?”

Ia menjelaskan,
“Tidak. Akan tetapi,
kamu harus menjauhkan dirimu darinya dan menjauhkannya dari dirimu!”

Kiranya Rasulullah juga sudah mengirimkan pesannya
kepada dua sahabatku yang bernasib sama.

Aku langsung memerintahkan kepada istriku,
“Pergilah kau kepada keluargamu
sampai Allah memutuskan hukumnya kepada kita!”

Istri Hilal bin Umaiyah
datang menghadap Rasulullah saw. lalu ia bertanya,
“Ya Rasulullah,
sebenarnya Hilal bin Umaiyah seorang yang sudah sangat tua,
lagi pula ia tidak memiliki seorang pembantu.
Apakah ada keberatan kalau aku melayaninya di rumah?”

Rasulullah saw. menjawab,
“Tidak! Akan tetapi ia tidak boleh mendekatimu!”

Istri Hilal menjelaskan,
“Ya Rasulullah!
Ia sudah tidak bersemangat pada yang itu lagi.
Demi Allah,
yang dilakukannya hanya menangisi dosanya sejak saat itu hingga kini!”

Ada seorang ahli keluargaku
yang juga mengusulkan,
“Cuba minta izin kepada Rasulullah
supaya isterimu melayai dirimu
seperti halnya isteri Hilal bin Umayah!”

Aku menjawab tegas,
“Tidak Aku tidak akan minta izin kepada Rasulullah saw.
tentang isteriku.
Apa katanya kelak, sedangkan aku masih muda?”

Akhirnya,
hari-hari selanjutnya aku hidup seorang diri di rumah.
Lengkaplah bilangan malam
sejak orang-orang dicegah berbicara denganku
menjadi 50 hari 50 malam.

Pada waktu sedang solat subuh
di suatu pagi dari malam yang ke-50..
ketika aku sedang duduk berdzkir
meminta ampun dan mohon
dilepaskan dari kesempitan hidup
dalam alam yang luas ini..

Tiba-tiba aku mendengar teriakan orang-orang
memanggil namaku.

‘Wahai Ka’ab bin Malik, bergembiralah!

Wahai Ka’ab bin Malik, bergembiralah!”

Mendengar berita itu
aku langsung sujud memanjatkan syukur kepada Allah.

Aku yakin pembebasan hukuman telah dikeluarkan.

Aku yakin, Allah telah menurunkan ampunan-Nya.

Rasulullah menyampaikan berita itu
kepada sahabat-sahabatnya
seusai solat subuh bahwa
Allah telah mengampuni aku dan dua orang shahabatku.

Berlomba-lombalah orang mendatangi kami,
hendak menceritakan berita germbira itu.
Ada yang datang dengan berkuda,
ada pula yang datang dengan berlari dari jauh mendahului yang berkuda.

Sesudah keduanya sampai di hadapanku,
aku berikan kepada dua orang itu kedua pakaian yang aku miliki.

Demi Allah, saat itu aku tidak memiliki pakaian kecuali yang dua itu.

Aku mencari pinjaman pakaian untuk menghadap Rasullah.
Ternyata aku telah disambut banyak orang
dan dengan serta merta mereka mengucapkan selamat kepadaku.

Demi Allah, tidak seorang pun dari muhajirin
yang berdiri dan memberi ucapan selamat
selain Thal’ah.

Sikap Thalhah itu tak mungkin aku lupakan.

Sesudah aku mengucapkan salam kepada Rasulullah,
mukanya tampak cerah dan gembira,
katanya kemudian,

“Bergembiralah kau atas hari ini!
Inilah hari yang paling baik bagimu sejak kau dilahirkan oleh ibumu!”

“Apakah dari Allah ataukah dari engkau ya Rasulullah?”
tanyaku sabar.

“Bukan dariku! Pengampunan itu datangnya dari Allah!”
jawab Rasul saw.

Demi Allah, aku belum pernah merasakan
besarnya nikmat Allah kepadaku
sesudah Dia memberi hidayah Islam kepadaku,
lebih besar bagi jiwaku daripada sikap jujurku kepada Rasulullah saw.”

Ka’ab lalu membaca ayat pengampunannya itu dengan penuh haru dan syahdu, sementara air matanya berderai membasahi kedua pipinya.

“Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka,
hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka,
padahal bumi itu luas,
dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka,
serta telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah
melainkan kepada-Nya saja.
Kemudian, Allah menerima taubat mereka
agar mereka tetap dalam taubatnya.
Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Menerima taubat
lagi Maha Penyayang.”
(At-Taubah:118)



************************************************************

Begitulah kisah Ka'ab bin Malik..
sejenak menghapus air mata yg jatuh setelah membaca kisah ini, terlintas pertanyaan di hati...

lantas bagaimana dg aku...???
selalu kupanjatkan do'a agar diberi kesempatan utk bertemu Rasulullah kelak..

Jika Allah mengijinkan hal itu terjadi..
lantas apa yang akan kusampaikan padanya..?

Apa saja yg telah aku lakukan utk agama ini..??

Dimanakah aku ketika seruan untuk berjuang di jalanNYA mnyapa..???


Berapa kali aku ingkar atas ajakan itu..??


"Pantaskah aq berada dlm barisan Rasulullah???"

jika hukuman yang dterima Ka'ab bin Malik atas keingkarnya dlm perang tabuk seberat itu...hanya sekali ia alpa..diantara perang2nya bersama Rasulullah..
Lantas apa yg akan aq terima kelak atas kealpaanq.. (aqpun tak tau berapa jumlahnya, Astaghfirullah)

Berapa lama aq akan di hukum..??


Hukuman apa yang akan kuterima...??


Jika hukuman atas Ka'ab sudah begitu terasa amat sngt berat bagiq...

Pastilah hukumanq jauh lebih berat dari itu...mampukah aq????

Ya Allah...
itu barulah bayanganku ketika bertemu dg Rasulullah..

Bagaimana dengan pertemuanku dgMU...


Di bagian mana dalam kehidupanq yang merupakan perjuanganku utkMU..

Di bagian mana dalam kehidupanq yang menunjukkan aku mecintaiMU...
Kalaupun ada, itu hanya karena kemurahanMU..

Maka sebelum saat itu tiba..
Saat ketika permohonan ampunq tak lagi KAU dengar..
Aku mohon ampun atas segala dosa...
Yang sesungguhnya sangat terasa berat dilengan kiriku..
ampuni aku duhai YA GHOFAR..

Sunday, January 24, 2010

Welcoming baby Rayyan Sajjad Zulkarnain

Pagi hari itu tanggal 8 November,Bunda bangun dan ternyata sudah mengalami 'show' alias pengeluaran darah dan lendir sebagai tanda awal proses melahirkan. Kontraksi belum terlalu terasa.

Setelah bersiap-siap dan sarapan pagi, bunda ke rumah Ompung (ortu Bunda) utk titipkan Shafiya dan check ke RS Ramsay International. Setelah di check dengan CTG ternyata kontraksi belum adekuat jd belum perlu opname.
Well..ok lah kalau begitu :) So Bunda dan Bapak pun meluncur ke The Wiena's Cafe-kafe keluarga Amir Hoesin yang saat itu memang sedang mengadakan pengajian utk soft openingnya. Setelah itu pulang deh.

Tanggal 9 November 2009 pukul 3 pagi, Bunda terbangun karena kontraksi yang lebih intens. Terus bangunin Bapak untuk anterin Shafiya ke rumah Eyang (ortu Bapak). Setelah dari rumah Eyang, terus jemput Ompung Mora and then ke RS.

Sampai di RS tepat adzan subuh. Di check CTG lagi oleh bidan, ternyata kontraksi dah adekuat-alhamdulillah. Dimulai dng kontraksi tiap 10 menit dng durasi 30-40 detik terus stabil seperti itu. Bunda sampai masih bisa jalan-jalan di RS. :)

Sampai sekitar jam 14 belum ada kemajuan pembukaan. Baru bukaan 3. Bunda agak senewen mengingat 'teori2 obgyn' yang masih Bunda inget. Takut prolonged laten phase. Alhamdulillah jam 15 pak Professor-dokter obgyn Bunda datang. Setelah periksa dalam, menurut dokter-sudah bukaan 4.Bunda diminta terus jalan2 karena ketuban belum pecah.

Tapi..15 menit setelah dokter pulang, Bunda merasa kontraksi yang makin nyeri dan makin bertambah intensitasnya. Pokoknya makin lama makin SEDAP! Huihihiihi.

Bunda dah tergolek di bed dan rasanya dah pengen'push' aja. Padahal kan 30 menit yang laluu baru bukaan 4. Ompung Mora dan Bapak sampai bingung. Tapi Bunda insist minta bidan periksa dalam, soalnya sakitnya sudah SEDAP banget deh :))

Ternyataaaa..udah bukaan 9! In less than 1 hour! Ckckckckck! Pantesan assoy bener rasanya. Yang ada semua bingung, panggil dokternya yang baru aja pamit pulang *Maaf ya Prof..hehehe* dan menyiapkan partus set nya.
Bunda dah pingin push banget tapi dibujuk-bujuk ompung Mora dan Bapak untuk menahan.
Akhirnya dokternya datang dan dengan 1 kali push saja...hehehehe..lahirlah bayi kami RAYYAN SAJJAD ZULKARNAIN.

Alhamdulillah..terimakasih untuk semua pihak dan ucapan syukur yang teramat tinggi pada Allah SWT yang telah memudahkan semuanya.

Salam

Saturday, January 23, 2010

2009

Assalamualaikum semua..

Masya Allah..sudah lebih dari setahun blog ini tidak ter-update :) Selain karena kesibukan, juga karena ada facebook..jadi lebih sering "main" di facebook. Hanya saja sekarang jadi agak menyesal..karena banyak kejadian / peristiwa yang nggak terdokumentasikan.
Bener lho..keuntungan nulis blog itu, adalah dokumentasi.

Di tahun 2009 banyak sekali peristiwa yang terjadi dalam kehidupan Keluarga Zulkarnain.
Diawali pada bulan februari 2009, Bunda diberi amanah kehamilan oleh Allah SWT. Alhamdulilah...setelah lama sekali menunggu, akhirnya diberi kepercayaan oleh Allah untuk mempunyai seorang anak lagi. Karena tidak diduga..jadi gak cepat ketahuan. Pokoknya hanya merasa mudah keliyengan dan nggak enak badan. Setelah didesak beberapa kali oleh Bapak untuk test pack...ternyata hasilnya POSITIF..Alhamdulillah.

Kehamilan kali ini..karena faktor U kali yaaa (hihihihi) tidak terlalu mulus. Pada waktu trimester pertama sih relatif lancar. Bunda malah ikutan Prajabatan PNS pada usia kehamilan jalan 4 bulan (sekitar 2-15 Juni 2009) dan baik-baik saja walaupun fisik cukup lelah. Tapi menginjak trimester dua malah sering mules..dan sempet 3 kali bleeding hingga waktunya melahirkan. Bolak balik bed rest. Salah Bunda juga kali yaaa..wong sering banget keluar kota waktu hamil. Karena memang banyak simposium yang harus dihadiri ketika itu.

Tapi Alhamdulillah dengan pertolongan Allah..baby Rayyan Sajjad zulkarnain lahir dengan selamat pada tanggal 9 November 2009. Berat 3100 gram dan panjang 50 cm. Pinter banget latch on dan minum ASI..hingga saat ini menjelang 3 bulan Alhamdulillah..ASI bunda masih lancar dan stok ASI Perah juga terpenuhi, dan Yang Ti serta Rayyan sangat pandai bekerja sama untuk mendulang dan minum ASI Perah tersebut. Allah yang sudah memudahkan semua. Terima kasih ya Allah.

Hm..apalagi yaa..tuh kan sudah banyak yang lupa karena tidak ditulis di blog. Anyway..mulai saat ini..insya Allah Bunda akan mulai rajin lagi nulis di blog..karena manfaatnya udah dirasakan yaitu bisa jadi bahan acuan bagi keluarga kami.

Blogwalking ke blog teman-teman..ternyata masih sepi yaa:) Yuuk pada ramaikan blog kita lagi kayak dulu lagi :)

Salam..