Sunday, September 26, 2004

Shafiya...oh...Shafiya

Image Hosted by ImageShack.us

Anakku Shafiya Fildza Nisrina, biasa dipanggil Syaffa sekarang tak terasa telah hampir 3 tahun usianya. Ada-ada aja deh tingkah lakunya yang bikin Bunda dan Bapaknya jadi geli, kadang gemas melihatnya…seperti 2 kejadian dibawah ini..

#1. Kejadiannya pas Bapak, Shafiya (Syaffa) dan Bunda pulang dari Novotel setelah mengikuti acara Continuing Education Ilmu Penyakit Mata dimana Bunda jadi panitianya. Karena kerja seharian Bunda jadi ngantuk sehingga Syaffa duduk menemani bapak didepan sementara Bunda duduk dibelakang sambil matanya liyer2 menahan ngantuk…
Gak lama kemudian Syaffa nyeletuk ” Bapak….Kita menginap di hotel Shangrilla yuk..!” katanya. Entah darimana dia bisa tahu kalo ada hotel di Surabaya yg namanya shangrilla.
Terus bapak menjawab ”wah..buat apa Syaffa menginap di hotel…kamar kita kan nyaman, dingin, Syaffa bias nonton TV, main games…kan enak Syaff..?!//”
“Tapi..Syaffa pingin nginap di hotel..Bapak….Hotel shangrilla…” rengek Syaffa..sambil udah nahan nangis tuh…Si Bunda mah dah ngantuk so diem aja ngedengerin sambil matanya merem melek gitu…
“Menginap di hotel itu bukan murah Nak…Buat apa menghamburkan uang untuk itu…” kata si Bapak sambil mengelus-ngelus rambut Syaffa.
Sehabis mengatakan itu…tanpa disangka Syaffa langsung menuju ke jok belakang dan menggenggam beberapa uang coin Rp.100-an (yang memang kami sediakan untuk pengamen) dan berkata…”Ini Bapak…Syaffa udah punya uang….Yuk kita ke hotel Shangrilla sekarang…!”
Hehehehe….Bunda yg tadinya ngantuk..jadi bangun deh denger Syaffa bilang gitu…:D

#2. Sudah 2 bulan terakhir ini Syaffa kayaknya menemukan warna favoritnya…yaitu Pink…Pokoknya baju Cuma mau pakai yg warnanya pink..atau kalau nggak pun harus ada unsur warna Pink-nya..
Terus terang hal ini cukup merepotkan…Syaffa jadi susah pergi ke Taman Alif-sekolahnya karena dia malas pakai seragam yg warnanya hijau. Akhirnya Bapak punya ide..” Bun..gimana kalau Syaffa kita belikan berbagai macam warna baju..supaya dia menyadari variasi warna dan belajar menyukai warna selain pink..”. Wah..bunda langsung setuju aja dengan usul Bapak.
Pada hari Minggunya kami bertiga pergi beli baju Syaffa dan mengusahakan warna yg bervariasi seperti hijau, kuning, putih dll.. Syaffa seperti biasanya sangat excited dengan baju2 barunya..Melihatnya gembira..kami pun lega..nah..kan Syaf..warna baju tuh gak mesti pink…bisa kuning, hijau atau putih..
Kami fakir..masalah selesai..case is closed…tapi…apa yg terjadi waktu keesokan harinya saat kami mau pergi jalan2…lagi2..berantem masalah baju…
“pokoknya Syaffa mau baju Nemo pink dan rok Barbie warna pink juga..” *hhuhuuh…sambil nangis…*
“ Roknya masih dicuci nak…ayuh..pakai aja yg biru ini…cantik kan…lihat…ada gambar betty boopnya..” bunda membujuk syaffa… Tapi nggak berhasil..bapak juga coba bujuk tapi gak juga berhasil….”Ya udah deh..pakai aja baju pink mu” kata Bapak..
Dengan senyum penuh kemenangan Syaffa mengenakan bajunya…lalu berjalan mendekati lemari pakaian bunda sambil berkata..” Bunda pakai baju pink ini aja” katanya sambil mengambil blouse pink bunda. “Dan juga jilbab pink ini…” kata Syaffa sambil tersenyum…
Subhanallah…waduh…ni anak sekarang bukan hanya makin keukeh berbaju pink juga udah mulai mengatur gaya berpakaian orang tuanya..Hehehhe..
“Syaffa tuh keras kepalanya kayak kamu..Bun..” kata suamiku…

Aku tersenyum…sambil mikir-mikir juga…Hm…ini..genetic apa kualat yah!!...Hehehe..



Sunday, September 19, 2004

Part Time Mother

Malam baru saja datang. Dingin menyengat menyelimuti. Jemariku masih menari diatas tuts keyboard laptop. Memilih huruf demi huruf menjadi sebuah rangkaian kata, sebagai hasil dari kolaborasi emosi dan rasioku menggarap tugas paper work ku yang tak kunjung usai sebagai syarat untuk kelulusan spesialis mata-ku. Sesekali aku menguap. Selembar kantuk menyapa. Menundukan kelopak mata. Aku terpulas di atas bangku dibawah tatapan screen laptop yang tetap menyala menyedot energi listrik.

Kepalaku terdongak ditopang sandaran kursi. Kedua tanganku terkulai di atas meja. Namun, pikiranku melayang jauh ke hari-hari sebelum ini. “Shafiya, bangun nak..sudah subuh.” Suaraku pelan mengelus lembut wajah Shafiya, anakku yang satu-satunya. “Emm...masih ngantuk....,” tanyanya sembari melek sebentar, berbalik dan merem lagi. Ketika lampu kamar mulai kunyalakan, kelopak matanya membesar meneropongku dalam dalam.
“Lho bunda, bunga nggak kerja? bapak nggak kerja?” "Bunda jangan praktek...!!! Ya...?! Bunda nggak boleh praktek??!!" kata Shafiya “Astaghfirullah...” Aku merunduk. “Bunda jangan kerja...bunda gak boleh praktek!!!.” Kalimat si Nduk terngiang-ngiang di genderang telingaku. Selanjutnya setelah itu, perasaan bersalah memeluki. Ada yang terasa nyeri di dadaku. Entah apa. Membuatku kepalaku jatuh tertunduk diatas meja disebelah keyboard. Terbayang kemudian wajah putriku itu. “Maafkan bunda nak,” aku berdesah. Tenggorokan serasa pepat mengingat mereka berdua yang begitu mengharapkanku. Sementara aku, selalu pergi pagi pulang sore. Bahkan, kalau sudah jaga, aku harus menginap di rumah sakit dan meninggalkannya berdua dengan bapaknya. Ada segumpal keprihatinan yang mengganjal hatiku. Semestinya tidak begini. Akulah yang mestinya mendidik dan menemani dia tumbuh. Akulah yang semestinya membangunkannya untuk shalat subuh berjamaah. Akulah yang semestinya mengajaknya ke masjid untuk shalat. Akulah yang selayaknya membawa dia ke sawah bukannya membiarkannya menghabiskan waktunya di depan televisi. Akulah yang semestinya yang mengajarkannya alif ba ta dan a b c d. Akulah orangnya yang harus mengajari dia mengenal Tuhannya. Akulah orangnya yang mestinya menjelaskan segala fenomena dunia ini. Akulah orangnya yang harus membawanya ke sawah dan ke sungai untuk kukenalkan kepada alam sekitar. Kepada capung, belalang dan lumpur sawah. Akulah yang semestinya menjemput dan mengantar Shafiya ke sekolah. Bukan siapa-siapa. Akulah orangnya yang sewajarnya ada di depan rumah ketika ia pulang sekolah dan berteriak, “bunda..bunda..." Akulah yang semestinya berada di sampingnya ketika ia mengganggu temannya.

Akan tetapi kenyataannya...Aku tidak ada disana. Waktuku habis dimakan rapat,kerja,jaga dan praktek.Dikarenakan oleh keadaan aku sibuk dengan pekerjaanku sendiri dan meninggalkan darah dagingku sendiri tumbuh dan berkembang. Aku selalu berkilah untuk menghibur diri sendiri bahwa apa yang ku lakukan itu demi pengabdianku kepada umat. Lalu, apakah anakku juga bukan umat. Aku bagaikan ibu paruh waktu yg datang dan pergi seharian. Seribu kalimat sayang dan segumpal materi yang kuberikan ternyata tak mampu menggantikan kehadiranku. Dan, waktu yang terhempas, tak mungkin lagi bisa aku ulangi. Tak bisa aku ganti dengan apapun.

Tak terasa, tanganku yang kutelungkupkan dibawah wajah basah. Genangannya ternyata masih ada di kelopak mataku. Saat kutegakan badan, beberapa cc air mata menganak sungai. Tenggorokan kembali sarat oleh penyesalan dan rasa bersalah. “Robbana Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang lalai mengurus amanah yang engkau berikan. Lindungilah anakku. Jadikanlah, mereka penolong agama-Mu seperti engkau jadikan Fatimah Az Zahra.”

Seperti kata penyair Kahlil Gibran, anak bagai busur panah yang meluncur deras menuju takdirnya. Anak kita pun akan berlari menuju alunan takdir hidupnya. Dan, disela-sela ketidakmampuanku, aku masih berharap busur panahku bisa melesat manis dalam aliran Tuhannya. Tentu, ia melangkah dengan panduan tangan kami, aku dan suamiku.

Ya Allah..jadikanlah anak kami penyejuk hati kami dan pemimpin orang-orang yang beriman...Amin

Tuesday, September 14, 2004

Did u know?? Our brain is like a sleeping giant...

Otak ternyata memiliki satu trilyun sel, termasuk 100 milyar sel syaraf aktif dan 900 milyar sel lainnya yang menempel, memberi makan dan mengisolasi sel-sel yang aktif. Masing-masing sel dapat tumbuh hingga 20000 cabang dari 100 milyar sel syaraf. Otak memiliki tiga sisi yang berbeda satu sama lainnya; sisi insting, sisi emosional dan kulit otak yang menakjubkan.
Otak memiliki dua sisi yang bekerja secara selaras, yaitu otak kiri (otak akademik) dan otak kanan (otak kreatif). Otak memiliki tujuh perbedaan pusat intelegensi.
Otak beroperasi pada paling sedikit 4 gelombang panjang. Ia mengontrol system tranmisi yang memantulkan pesan-pesan elektrik kimia dengan segera ke setiap bagian dari tubuh. Otak bekerja secepat telepon exchange yang mengumpulkan jutaan pesan dalam sedetik antara sisi kiri dan sisi kanan otak.

Subhanallah..itulah keajaiban otak.Potensi besar ini akan seperti raksasa tidur jika dibiarkan saja…like a sleeping giant..

Pakar pendidikan anak dari Harvard University-DR Deborah Waber mengungkapkan:”Ya! Jika anda ingin mengembangkan anak-anak, mulailah dari otaknya, mereka tentu saja tak membaca dengan ginjalnya”.

Lima puluh % kemampuan intelektualitas seseorang dikembangkan pada masa 4 tahun pertamanya….?
30% selanjutnya dikembangkan menjelang ulang tahun kedelapan..?
Sedikit sisanya yang 20% dikembangkan hingga usia 18 tahun…nah…kalau sudah diatas 18 tahun maka akan sangat sulit bagi kita untuk mengembangkan kadar intelektualitas otak…

Jadi….bagi para ibu-ibu and moms to be…
Tahun-tahun pertama kehidupan… sangat penting dan menjadi landasan bagi proses belajar di masa depan.

Kalau tadi kita berbicara tentang perkembangan intelektualitas anak….maka demikian pula dengan perkembangan fisik otak anak.
Usia 3 minggu kehamilan…otak sudah mulai terbentuk dan begitu bayi lahir..ia telah memiliki 350 gram otak atau 25% dari ukuran otak dewasaa. memasuki usia 6 tahun, otak anak telah 90% ukuran otak dewasa. Pada saat berusia 18 tahun, anak telah memiliki 100% ukuran otak dewasa.


Subhanallah…..di usia balita, perkembangan fisik otak anak telah mencapai 90% ukuran otak dewasa! Betapa pentingnya memberikan gizi dan stimulasi yang optimal untuk perkembangan otak balita…

Ingat, anak berpikir dengan otak,bukan ginjal…apalagi dengkul :D…:p

Friday, September 10, 2004

Our deepest symphaty...

Image Hosted by ImageShack.us

Kepada aktor intelektual bom di seluruh dunia...

Kau lihatlah...
Mereka telah terluka dan pergi ke alam baka...
Atas nama apapun....demi apapun...kau telah membuat mereka menderita...
Maka..berhentilah kau jadi manusia..
Kami berduka..

Image Hosted by ImageShack.us

For the loss you had..
Words do not heal..
In this hard time...let us know what we can do for you.., that soothes you..
As our sympathy rest with you...



Wednesday, September 08, 2004

Indonesian Idol versi KPU...:) ;)

Hm..akhirnya bisa update juga nih...:)

Sebenarnya Bunda pingin cerita2 tentang perjalanan utk ikutin conference di Singapore..tapi setelah dipikir-pikir...kok kayaknya gak ada yang istimewa ya....monoton gitu...soalnya kan Bunda schedulenya padat banget. Jadi tiap harinya sama aktivitasnya...jam 7.30 dah selesai breakfast dan langsung mengikuti acara teaching courses sampai jam 18.00 dan diikuti dengan welcome reception pada hari 1 dan Gala dinner pada hari ke-2. Bunda di Singapore selama 4 hari 3 malam...sempet juga sih ke orchard road dan Singapore Botanical Garden.
Sorry..belum sempet upload photos..tapi..emang gak banyak juga sih yang sempet di foto karena Bunda sibuk merekam dengan handycam presentasi-presentasi course directors yang bagus-bagus banget deh pokoknya..

By the way..Bunda baru aja nerima forward email dari milis UQISA (University of Queensland Indonesian Student Association), yang judulnya INDONESIAN IDOL VERSI KOMITE PEMILIHAN UMU (KPU)..:))
Baca deh....

Indonesian Idol Versi KPU
S= SBY M= Megawati
Komentar mas Indra untuk :
S : "Lagu anda monoton, pelangi lagi pelangi lagi. Apa stok lagu poprock anda cuma segitu doank? Terus terang, kalo pemirsa cuma milih tampang, maka pasti mereka bersimpati dan pada milih anda"
M : "Udah kurang atraktif, penjiwaan datar-datar aza, performance-nya payah, heran kok anda bisa lulus tahap audisi dulu, yach?"

Komentar mbak Muthia untuk :
S : "Anda itu kayak melon, kadang manis kadang asam rasanya. Cuma kali ini kok saya denger lagunya malah jadi hambar, yach? 3 huruf untuk anda : es te de.... standar !!!"
M : "Bila di Jakarta Selatan, ada perumahan Bona Indah, maka untuk nyanyian yang anda bawakan ini saya ambil ilustrasi kawasan di Puncak : Mega Mendung !"

Komentar mbak Titi untuk :
S : "Saya rasa anda membawakan lagunya dengan kurang improvisasi, terlalu bertele-tele, dan kurang greget"
M : "Secara teknik vokal, jujur musti saya bilang anda payah banget. Untuk atraksi panggung, saya lihat anda tidak menarik untuk dipandang. Saran saya, belajar koreografi dulu dech dari adik mbak yang punya sanggar GSP itu"

Komentar mas Jay untuk :
S : "Tadinya saya pikir anda tidak bisa nyanyi diatas panggung, anda saya makin yakin bahwa anda mending nggak usah nyanyi aza. Lebih cocok jadi politikus, yach !"
M : "Jujur aza, denger suara mbak saya jadi ngantuk. Terus, saya musti bilang apalagi ?"

Komentar mbak I'ie untuk :
S : "Problemnya apa penonton? Yach, pitch control.... !!!"
M : "Coba mbak tanya ke diri sendiri, apa kekurangan vokal mbak? Habis susah sich, kalo nanti saya kasih saran anda malah ngambek"

Komentar kang Harry untuk kedua kontestan :
"Sebenarnya menurut pendapat rekan saya doktorandes Arief, yang mustinya jadi juara itu mbak Ira Koesno..... Tapi yach, mau gimana lagi, cuma ente berdua stok yang disodorin ama KPU, jadi ampe ketemu kalian berdua di pinal. Eh, ini udah babak pinal, khan?"

Komentar mbak KD untuk kedua kontestan :
"Maaf..., melihat bobot anda berdua, bisa nggak kalian menjalani diet, sedikit aza !"

Hahahhaahahha ada-ada aja yah! Lumayan lah buat refreshing....asalkan jangan jadiin guideline untuk pemilu nanti loh....

Pilihlah dengan hati nurani dan akal yang sehat...





Wednesday, September 01, 2004

Pamit

Dear All...

Bunda ada tugas untuk menghadiri Singapore National Eye Center 15th International meeting di Singapore. Berangkat tanggal 2 sept dan balik tanggal 5 sept 2004.
Pinginnya Shafiya ama Bapak sih ikut ..tapi...kesibukan Bapak nggak memungkinkan untuk ikut sementara Bunda disana juga udah pasti sibuk berat...Kasian Shafiya..:(
Sabar ya Nak...nanti Bunda bawakan oleh2...
Kalau ditanya mau oleh2 apa...Shafiya cuman bilang..."minta oleh2 permen ya Bunda?!..Yang rasa strawberry.." Wah..kalau gitu doang mah disini kan banyak Nak...heheheh:))
Yah...namanya anak kecil..masih polos dan gak macem2 kali ya...

Ok deh...doakan saya selamat dalam perjalanan...