Belakangan ini di berbagai tempat , termasuk di daerah tempat tinggal kami sering diselenggarakan berbagai perlombaan untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Seluruh warga Tampak larut dengan suka cita dan segenap kemeriahannya.
Menurut saya, ini adalah suatu kegembiraan yang sangat wajar-bahkan sebenarnya adalah merupakan suatu bentuk kesyukuran- bagi suatu bangsa yang lepas dari penjajahan bangsa lain, seperti seorang budak yang lepas dari kekuasaan bekas tuannya.
Sebenarnya ada dua golongan bekas budak yang telah dimerdekakan. Pertama ialah bekas budak yang setelah merdeka mampu mengentas dirinya sehingga jadi benar-benar sejajar bahkan lebih mulia dari bekas tuannya. Yang kedua ialah bekas budak yang kemerdekaannya masih semu. Jasmaninya memang sudah merdeka, tapi rohani masih mempunyai mental seorang budak.
Nah..kalau dikiaskan dengan para bekas budak itu…..kita…rakyat Indonesia ini termasuk jenis yang mana ya?
Apa termasuk jenis pertama, yang mampu mengentaskan diri setelah merdeka lalu mampu sejajar, bahkan lebih mulia dari bekas penjajah kita. Apa kemampuan kita telah sejajar dengan Belanda dan Jepang?……Kayaknya belum deh..
Atau…kita jadi kayak jenis kedua, dimana secara resmi sih kita bangsa yang merdeka dan berdaulat, tapi….kita senantiasa takluk dan tunduk sama bangsa lain.
Kayaknya sih memang demikian. Contoh saja satu kasus “ Terorisme”. Saat USA dan sekutunya menuduh bahwa ada jaringan Al Qaeda dan Jamaah Islamiyah di Indonesia, apa tindakan pemerintah kita? Mereka pada tergopoh-gopoh mengiyakan dan membuat rekayasa serta akhirnya menangkapi sesama anak bangsa. Mereka sama sekali nggak punya keberanian untuk berkata “Tidak!” kepada para “tuan” itu.
Disaat Bank Dunia, IMF, dan rentenir dunia lain menawarkan paket hutang yang alasannya “untuk pembangunan”, penguasa kita juga segera mempersilahkan lintah darat2 itu untuk mengalungkan hutang nya ke leher seluruh rakyat Indonesia….Nah..Kalau udah begini…gimana kita bisa menolak “dikte“ Tuan Bank Dunia, Tuan IMF dan Tuan2 lain??
Kalau diatas tadi tentang pemerintahnya, sekarang tentang rakyatnya.Pusat rujukan kita selalu menoleh ke barat. Orang barat mengumbar aurat,mengkonsumsi alkohol, lalu kita tiru mentah-mentah. Seolah-olah tak ingin ketinggalan jaman, padahal..kita malah sebenarnya sedang pergi ke zaman puluhan abad lalu…zaman Jahiliyah…!
Sebenarnya..kita ini sekarang masih dalam fase pseudo kemerdekaaan, yakni kemerdekaan semu. Kayaknya aja kita bebas merdeka…padahal sebenarnya kita takluk pada bangsa lain dan menjadi “bebek” yang selalu menguntit..
Lalu…Apa sudah pantas kita bergembira ria merayakan kemerdekaan yang masih semu ini?
Apa tidak lebih baik kalau kita menyesali dan bertekad untuk bangkit karena selama ini kita telah tertipu oleh diri sendiri?
Hoiii…Rakyat Indonesia…!! Ayo bangkit…!! Supaya kemerdekaan ini tidak cuma identik dengan upacara dan perlombaan.
Jihad harus terus berlangsung kan? :)
2 comments:
benar sekali bu...jihad itu akan selalu berjalan dalam tiap jenis suasana :)..mungkin memang yang paling baik ya kembali merenungi arti kemerdekaan di tiap 17 ags ini, dan baiknya lagi dana yang pasti besar2an untuk merayakannya dialokasikan pada bantuan2 yang mendidik buat masyarakat kurang beruntung. ah bu..betapa dunia memang tak pernah jadi ideal...
Dear Ibu,
Freedom is truly a state of mind, brought up by various exposures of in-depth awareness and passionate dreams to really getting out/struggling of being under oppression. Personally, I would think the overall society's mindset, which also to include previous & current government's standpoint on several issues do not reflect of being truly liberated from "dictating outter force", it is sad, but true.
I am pleased to learn your standpoint, and I share likewise. There should be more people to be aware and globally aware of their position towards other and think & do like people with freedom.
May your writings become an inspiring light for others to realize, that they should start playing a bigger and more important role within the society, empower others to act like people with freedom.
Kind regards from Liberia :)
Post a Comment