Tuesday, July 27, 2004

Medical Doctor

Saya adalah seorang dosen di Fakultas Farmasi Sebuah universitas negeri di Surabaya yang beristrikan seorang dokter yang sedang mengambil pendidikan spesialisasi di bidang Ilmu Penyakit Mata.Enam belas tahun yang lalu Insya Allah kami adalah murid-murid yang paling disayangi oleh guru.
Teladan kami sering dijadikan contoh oleh teman-teman sekelas kami.
 
Seorang dokter memerlukan waktu kurang lebih 6,5 tahun untuk dapat memperoleh ijazah kelulusan program studi DOKTERnya dan setelah melewati masa "pengabdian" yang menyita ijin prakteknya selama kurang lebih 3 tahun..ended up....gajinya lebih kecil dari seorang sekretaris pada perusahaan minyak multinasional.....:p
 
Adalah tidak adil bagi pihak masyarakat untuk menuding bahwa dokter adalah kaum yang suka mementingkan diri sendiri.Kita perlu bertanya, apa kita golongan masyarakat (pasien) yang mementingkan diri sendiri atau dokter mementingkan diri? Tatkala kita sakit dan mengatakan yang kita mau ada dokter yang merawat kita, pernahkah kita bertanya kepada dokter, siapa yang menjaga keluarga mereka di rumah, sehatkah anak-anaknya (mungkin anaknya demam di rumah, dan dia terpaksa bekerja lantaran kekurangan dokter dan tidak ada dokter lain yang mau menggantikannya karena semua mereka bekerja dalam keadaan tertekan) dan makan-minumnya...? yang kadang saat "on duty" atau "jaga" pun tidak disediakan dengan baik oleh pihak rumah sakit...

Kerja straight 36 jam tanpa istirahat dan masih disibukkan dengan hal lain diluar itu..

Hmmph....kepada istriku....kuharap engkau selalu istiqomah dalam jihadmu....:)

 
Suamimu 

7 comments:

Uyet said...

tidak ada sesuatu yang tidak butuh pengorbanan ya pak... tapi pengorbanan untuk sebuah pengabdian memang perlu dihargai... met kenal pak :)

Bu dokter, aku tinggal di kertajaya (deket Citra's) :)

dyka said...

hallo tante dan om..salam kenal dari kami sekeluarga di sini :)..ngga sengaja abis blog walking menemukan web ini :)..ttg pandangan miring th profesi dokter, ya mungkin tante perlu bersabar saja ya..krn memang sulit mengubah image dlm waktu singkat...apapun profesinya, akan selalu ada orang2 yang tulus mengabdi krnNya di profesi yang ia geluti. sayangnya mereka kadang tertutupi oleh pihak2 yang "merusak" profesi krn kepentingan individualnya. keep on fighting ya tante :)

*)Iin

Tok Rimau said...

Bawa bersabar ya bu dan om.

neenoy said...

gak mudah ya...

btw, met kenal pak dan bu dokter :)

Anonymous said...

iya. sabarin hatinya ya pak zulkarnain :).


-sera-

spyz said...

saya fikir fenomena ini hanya berlaku di malaysia,
rupa-rupanya di sana pun begitu juga..
masalah doktor di negara dunia ke 3 mungkin..

Fida said...

Salam kenal pak dan bu dokter, template blognya sama nih dengan punyaku :), salam kenalll yaa..