Entah kenapa budaya jaman jahiliyah yang terlalu mengagungkan bentuk fisik tampaknya sulit terhapus dari benak masyarakat, dan ironisnya pemahaman seperti ini juga turut dipopulerkan oleh kalangan yang telah memahami agama, baik secara disadari maupun tidak.
Saya pernah mendengar seseorang mentertawakan teman yang kebetulan berambut tipis dan berdahi lebar dengan menjulukinya anggota “PERBAKIN” alias PERSATUAN BATHUK KINCLONG-KINCLONG. (red-Bagi yang bukan orang jawa: Bathuk= Dahi dan kinclong-kinclong= mengkilat.
Begitu juga seperti kejadian yang baru-baru ini saya alami ketika berjumpa dengan seorang perawat yang sudah lama tidak saya temui sejak kepindahan saya dari departemen ilmu kesehatan anak ke departemen ilmu penyakit mata 3 tahun yang lalu. Pertama kali berjumpa beliau berkata “ Aduh…..Dokter kok gemuk amat yah sekarang!!” tanya seorang perawat yang dari cara berbusananya tampak memahami agama dengan baik.
“ Ah..masak iya sih….saya rasa..berat badan saya tetap dan tidak bertambah. Mungkin model bajunya ya Sus..?!”” kata saya. “ Hati-hati!! Nanti kayak bu dokter X loh..badannya gemuk banget.…kayak bemo!!! kolesterolnya tinggi lalu sekarang kan masuk rumah sakit..!! Jantungan!!” tukas ibu itu lagi.
Saya hanya terdiam mendengar komentar itu.
Tersinggungkah saya dengan sikap ibu perawat itu?? Tidak! sama sekali tidak.
Saya bukan tipe orang yang menggantungkan kepercayaan diri melalui hal-hal superficial seperti bentuk fisik walaupun saya tetap menjaga kebersihan dan kerapian penampilan saya.
Apapun bentuk fisik yang dikaruniakan Allah kepada saya, akan saya terima dengan penuh keikhlasan dan ridha akan ketentuanNya. Dan bukankah manusia sama kedudukannya di mata Allah…hanya ketaqwaan sajalah yang membedakannya.
Allah berfirman:’ …Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu amat menyukai sesuatu tetapi itu tidak baik bagimu. Allah maha mengetahui, sedangkan kamu tidak tahu apa-apa” (QS Al Baqarah:216)
Komentar-komentar bernada mengusik sering kali dilakukan oleh sebagian besar kaum perempuan. Maka kita harus berhati-hati jika memberikan komentar, tanggapan atau pernyataan kepada orang lain. Jangan sampai ucapan kita seolah-olah menggugat takdir Allah dan bahkan jangan sampai ucapan kita mendorong orang lain untuk menyesali dan kecewa terhadap ketentuan Allah..Naudzubillah…!
Belum terlambat kok untuk memulai memberi komentar yang bernada bijak dan penuh nuansa keindahan kepada orang lain,terutama yang sudah lama ngga ketemu seperti: Alhamdulillah ya..sampeyan dalam keadaan sehat….mudah-mudahan di berikan rezeki barakah dan anak-anak yang shaleh dan hafidz…”
Siapa sih yang tidak bahagia mendengar ucapan indah dan penuh dengan doa seperti itu..? :)
6 comments:
err..amd kurus but still high kolesterol jugak. Mana tak nya, hari2 breakfast roti canai & nasi lemak hehehe!
ya demikianlah sifat umum manusia ya bu...gampang sekali berkomentar tanpa memikirkan akibat ynag mengikuti. hmm karenanya memang benar..mulut kita adalah harimau kita, yang bila ndak hati hati, malah bisa menerkam diri kita sendiri..naudzubillah..semoga Dia melindungi kita ya..amin
*)Iin
Katakan sahaja, "bukan gue yang membesar gedik, tapi dunia yang semakin kecil. Buktinya, gue sering ketemu lu mana-mana gue pergi."
bener loh, aku kalow ngomong ama temen2 prempuan musti ati2, abis demenannya gosip mulu sih... makanya aku ga mo nikah ama prempuan... wekekek... hush!! :p
astri
keluarganugraha.com
setuju ama astri.. makanya kita nikah sama laki2 ya tri :D:D
yanti
http://jalankenangan.net
hihii iya yah .. payah deh orang .. udah lama nggak ketemu pas ketemu : ya ampun sekarang gemukan ya ? duh .. apa nggak ada komentar manis lain sih ya ? hiks .. !
- ika -
http://www.ikaray.com/pmachine/weblog.php
Post a Comment