Wednesday, April 02, 2008

PUYUH BAKAR dan CIPIKA CIPIKI


Assalamualaikum semuaa...

Waduh..lama juga nih Bunda gak apdet. Sebenarnya sih gak sibuk sibuk amat. Cuma..koneksi internet dengan STARONE rada-rada trouble belakangan ini. Jadi sebel deh.
Mana Bunda udah tergantung banget ama yang namanya internet connection. Soalnya selain ada bisnis online yang INI dan ITU, Bunda juga kan perlu browsing paper untuk keperluan research maupun bikin artikel ilmiah.

Jadi enaknya pakai provider apa ya yang bagus tapi juga murmer...hehehehehe.*maunya*
Tolong info yaa..pinginnya sih yg bisa mobile karena kadang kita online dari rumah Pondok Candra tapi kadang yang dari rumah Kendangsari.

Well...cerita cerita dulu ah..apa yang terjadi minggu ini..??!! Wakakakak.

Sebenarnya sih gak banyak kegiatan keluarga Zulkarnain minggu ini. Ritual aja biasa. Apalagi Sabtu dan Minggu kemarin emang ada symposium WORLD GLAUCOMA DAY di Fakultas Kedokteran UNAIR.

Cuma...jadi pingin cerita yang pas ke Yogya beberapa waktu yang lalu itu ah. Jadi sore-sore selepas kita jalan-jalan di AMBARUKMO PLAZA *yaelah...jauh jauh ke Yogya perginya ke Mall lageee...mall lageee....* kita kembali ke penginapan (kita menginap di salah satu hotel di Jalan Dagen), nah on the way ke hotel, di Jalan SosroWijayan Bunda tertarik dengan papan iklan sebuah tempat pijat refleksi yang sangat "eye catching"

Tempat pijat refleksinya namanya KAKIKU. Bunda langsung ajak Bapak masuk ke tempat itu. Terus tanya-tanya...wah...ternyata pijet refleksinya kok lebih murah dari di Surabaya lho.
Di KAKIKU pijet refleksi selama 90 menit seharga Rp. 30.000 (kalau mau kamar VIP- sekamar cuma 2 orang tambah Rp. 5000).
Asyiiikkknya. Terus..ditawarin lagi sama mbak nya, bahwa kalau kita mau body scrub seluruh tubuh bisa pakai cream scrubnya BALI ORGANIC SCRUB cuma tambah seharga Rp. 25.000 untuk 90 menit.

OK deh...Bunda langsung pilih yg + body scrub. Cium cream scrubnya yang aroma green tea aja udah wangi banget. Abis rendam kaki pake air anget..langsung deh ke tempat treatment.

Wah....Alhamdulillah. Badan berasa seger banget. Wangi dan bersih. Kata Bapak, refleksinya juga OK deh. Setelah 90 menit dimanjakan...eh..perut jadi laper. Terus keingetan salah satu posting di milis JALAN SUTRA, tentang OSENG OSENG MERCON.

Dasar penggila sambal...bukannya ketakutan malah pengen banget makan OSENG OSENG MERCON yang konon kabarnya jumlah cabai rawitnya 10 % dari jumlah dagingnya. Jadi kalau dagingnya 1 kilo, maka cabai rawitnya yg dipakai adalah sebesar 1 ons.

Okeh..dengan semangat 45 kita ke Jl. KH Achmad Dahlan yang taunya cuma sepelemparan batu (tapi yang ngelempar BUTO IJO). Cari-cari OSENG OSENG MERCON Bu Narti..lha ternyata cuma kayak warung biasa. Tapi rame banget.

Bunda dan Bapak langsung pesen oseng-oseng mercon dan Shafiya dipesenin puyuh bakar. Tapi...dipikir2 kok lebih tertarik puyuh bakarnya ya secara burung puyuh susah didapetin di Surabaya, akhirnya kami memesan 3 puyuh bakar dan 1 oseng2 mercon.

Suapan (pake tangan soalnya) pertama agak takut-takut ambil Oseng-Oseng Mercon yang merah menggoda. Tapi...ah...coba aja deh..Bismillahirrahmanirrahim..walah..lha kok manis. Ora kroso pedes-e blass..!

Bapak ternyata juga merasakan hal yang sama. "Nggak pedes kok..malah manis!" kata Bapak.

Wah...opo gara-gara harga cabe mahal terus mereka mengurangi jumlah cabenya...atau memang lidah Bapak dan Bunda yang udah kebal yaa...wakakakkaa..

Anyway...PUYUH BAKARnya JUARA!! Dagingnya gurih dan empuk. Tulangnya kriuk-kriuk bisa di kremuss. Yummy!!

Akhirnya Bunda memutuskan untuk beli PUYUH BAKAR Bu Narti sebagai oleh-oleh.

Cuma...seperti biasanya warung-warung lesehan, kita harus check harga. Sebelum order..check harga dulu. Setelah makan-mau bayar...cek hitungan si penjual. Orang Bunda makan berempat (sama pak Supir) plus bungkus puyuh bakar 15 ekor untuk oleh-oleh (dimana 1 puyuh seharga Rp. 5000) kok dihargain Rp. 156.000?? Mahal amat??

Usut punya usut...setelah Bunda lihat dong rincian harganya * hehehehe* si pemilik warung salah hitung!! Jadi sebenarnya totally cuma sekitar 90 ribu aja.

Besoknya Bapak presentasi di simposium "MOLECULAR TARGETED THERAPY" dengan judul penelitian

PIVOTAL ROLE REELIN SIGNALING PATHWAY IN THE DEVELOPMENT OF TOLERANCE TO MORPHINE-INDUCED ANTINOCICEPTION

karena tertarik dengan temanya- Bunda jadi ikutan deh registrasi simposium itu. Ada tentang retina degeneration soalnya. Mau gak mau..Shafiya juga ikutan simposium (tapi ya ndak bayar registrasinya). Jadi peserta termuda..heheheh..

Masuk deh kita bertiga di auditorium pasca sarjana UGM. Sepuluh menit pertama Shafiya masih anteng. Belum bosen baca buku-bukunya. Habis itu...mulai deh bertingkah.

Pembicara Jepang : "Bla..Bla...Bla...drugs targeted at G protein signals.... G P T (terdengar
sebagai Ji Pi Ti)..bla..bla..bla.."

Shafiya: "Bunda...apa itu CIPIKI??"

Rupa- rupanya Shafiya mendengar GPT (JIPITI) sebagai CIPIKI

Bunda: "CIPIKI apa sih Nak?"

Shafiya: "Itu Professor Jepangnya bilang CIPIKI. Apa sih? CIPIKA CIPIKI yaaa??"

Bunda: *gubrakkksss*

Wakakkakakaka..

Ada-ada aja.

Oya, kemarin minggu Shafiya seperti biasa les renang dan..alhamdulillah udah bisa lepas pelampung. Dia kuat lho berenang 20 kali lebar kolam dengan gaya katak dan bebasnya. Alhamdulillah.

Gitu aja deh posting kali ini.

Ngiler lihat fotonya si PUYUH BAKAR?? Bunda ambil dari www.ariep.multiply.com

Tot Ziens !

No comments: