Friday, July 29, 2005

Diambil dari surat kabar JAWA POS terbitan tanggal 29 Juli 2005


Patroli RI Ditodong Kapal Perang Malaysia

Terpaksa Lepas 3 Kapal Pencuri IkanJAKARTA - Setelah peristiwa Ambalat, patroli keamanan Perairan Indonesia kembali dipermalukan di wilayahnya sendiri. Polisi Air (Polair) Polda Sumatera Utara (Sumut) terpaksa melepaskan tiga kapal pencuri ikan berbendera Malaysia setelah dihadang kapal perang dan helikopter militer negeri jiran itu.

Ketiga kapal pencari ikan tersebut ditangkap secara berurutan. Mereka tepergok kapal patroli Polair ketika menangkap ikan di Perairan Pulau Jemur, Sumut. Setelah diperiksa, mereka ternyata tidak mempunyai izin.
Kapal pertama ditangkap pukul 06.30 WIB. Kapal yang dilengkapi pukat harimau itu dinakhodai Ooi Gaek Chuan, warga Malaysia. Mereka ditangkap kira-kira 11 mil dari Pulau Jemur. "Tak jauh dari lokasi kapal pertama, kami kembali menangkap kapal kedua," ujar Direktur Polair Brigjen Pol Nengah Sutisna.

Kapal kedua yang dinakhodai Kii Kui Sheng tersebut disergap pukul 07.30. Jaraknya sekitar 15 mil dari Pulau Jemur. Lalu, kapal ketiga yang dinakhodai Chia Kau Kia ditangkap pukul 08.00. "Ketiga kapal itu berjenis sama," jelasnya.

Ketika ditangkap, ketiga nakhoda kapal tersebut langsung diminta menandatangani berita acara penangkapan. Tapi, mereka menolak menandatanganinya. Lalu, patroli Polair menggiring ketiga kapal asing itu menuju pantai untuk ditahan.

Pukul 09.00, iring-iringan kapal tersebut berpapasan dengan Kapal Perang Angkatan Laut Malaysia Kenembela 14 dan Helikopter Navy M-502. "Pertemuan terjadi pada posisi 03 derajat-20 menit-00 detik utara dan 100 derajat-20 menit-00 detik timur," jelas polisi bintang satu itu.
Melihat kedatangan kapal dan heli militer negaranya, empat ABK (anak buah kapal) salah satu kapal Malaysia yang tertangkap berulah. Mereka berani menyerang seorang personel polisi yang bertugas menjaga salah satu kapal. Penyerangan itu menggunakan parang dan besi. "Kami tidak melepaskan tembakan. Kita hanya menangkis serangan mereka," ungkap Sutisna.
ABK Malaysia itu menjadi-jadi. Mereka mendorong anggota polisi itu ke laut. "Mereka berani melawan karena ada kapal tempur dan helikopter Malaysia," tambah Sutisna.

Setelah itu, di bawah todongan senjata, kapten kapal patroli Polair dipaksa naik ke kapal perang Malaysia untuk bernegosiasi. Angkatan Laut Malaysia meminta kapal patroli Polair jenis C-201 dengan panjang 20 meter itu melepaskan ketiga kapal pencuri ikan.

"Dengan terpaksa, kita pun melepas ketiga kapal tersebut," kata Sutisna. Patroli Polair sama sekali tidak berkutik. Kekuatannya tidak seimbang. Apalagi selama negosiasi, helikopter Malaysia terus bermanuver. Mereka dalam posisi siap menyerang.

Setelah dilapori insiden yang terjadi 25 Juli lalu itu, Mabes Polri berkordinasi dengan Kepolisian Diraja Malaysia untuk menangkap kembali ketiga kapal tersebut. Hasilnya? "Hingga saat ini belum ada hasil apa-apa," keluh Sutisna.

Sutisna mengatakan, masalah tersebut juga telah dilaporkan ke Departemen Luar Negeri yang sedang bertemu dengan delegasi Malaysia di Jogjakarta membicarakan masalah Pulau Ambalat. "Deplu berjanji akan protes keras atas terjadinya insiden ini," tambahnya. (cak)

Wadoooow...piye iki...Kok jadi gini yak!! Kenapa gak bisa damai gitu loh...! Kita kan negara tetangga :)

No comments: