Friday, August 19, 2005

Aku rasa "dia" memang nggak tahu diri...:(

Dia adalah seorang laki-laki berusia 40 tahunan, datang 3 minggu lalu pada saat aku bertugas jaga di Emergency Room karena infeksi berat pada mata kanannya..yeap..Corneal Ulcer.
Pada akhir pemeriksaan aku sarankan padanya untuk opname (masuk rumah sakit) karena infeksi yang dideritanya sangat berat. Dengan keras dia menolak karena dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya barang seharipun...
Akhirnya setelah memberikan penyuluhan panjang lebar mengenai penyakitnya, pengobatan dan komplikasi yang mungkin timbul dan dia tetap menolak masuk rumah sakit...akupun meminta dia menandatangani surat penolakan masuk rumah sakit..(and Thanks GOD I did not forget to do this!)

Free Image Hosting at <a href=

Bukan hanya itu saja, karena kasihan..aku memintanya datang lagi besoknya ke departemen tempatku bekerja untuk aku konsultasikan (gratis!) ke seniorku..seorang professor di bidang External Eye Disease, dan diadviskan untuk memberikan injeksi sub conjunctiva 5 hari berturut-turut.

Sebenarnya pemberian injeksi sub conjunctiva ini memakan biaya yang banyak, tapi karena kasihan..dia aku specialkan...ok..for free..it's on me....Aku bilang gitu ke dia...Soalnya..biaya pelayanan ini kan yang narik Rumah Sakit..kitanya para dokter mah nggak bisa ngapa-ngapain..

Tiap-tiap hari..aku coba berbuat baik kepadanya. Aku berbuat sebaik mungkin dalam memberikan perawatan kepadanya. Aku berusaha agar dia dapat secepat mungkin diobati untuk menyelamatkan sisa penglihatannya yg masih ada.

5 hari penyuntikan sub conjunctiva telah dilalui...tanda-tanda menuju kesembuhan mulai nampak. Demi tersimpannya data penyakitnya (rekam medik) yang baik...2 hari kemudian bapak itu aku suruh kontrol kembali ke instalasi rawat jalan mata di RSU Dr Soetomo..tapi dia tak datang..1 minggu kemudian...10 hari kemudian...tetap aja dia nggak datang...

Eh..tiba-tiba hari ini (2 minggu setelah waktu yang seharusnya dia kontrol tapi nggak kontrol)..dia kembali dengan emosi dan kemarahan yang memuncak karena penyakitnya yang nggak sembuh-sembuh. Setelah berbicara beberapa lama akhirnya dia berteriak..

“ PELAYANAN LAMBAT!! DOKTER CUMA SURUH PERIKSA INI, PERIKSA ITU..!! GIMANA SAYA BISA SEMBUH!! SUDAHLAH DOK…SAYA MINTA PERTANGGUNG JAWABAN DOKTER !! DAN SAYA MAU DOKTER LAIN!!“

Mukaku merah padam, malu banget kan? Gimana nggak?? seluruh pasien di sal ruangan mata memandang aku yang sudah mulai menitikkan air mata.

Dia datang dengan infeksi berat di corneanya atau di medik disebut dengan Corneal Ulcer...sudah aku sarankan untuk opname tapi dia tidak mau. Sudah aku terangkan bahwa Corneal Ulcer ini membutuhkan terapi yang intensif termasuk penyuntikan anti infeksi ke dalam bola mata tapi dia nggak peduli dan tetap keukeuh nggak mau ngamar....:(
Sudah aku bawa dia konsultasi ke senior professorku untuk advis pengobatan dan disarankan untuk kontrol teratur di unit rawat jalan tapi tetep aja dia nggak datang..

Matanya sakit dan hampir completely blind. Aku datang dengan tujuan mengobati. Sudah nggak berterima kasih eh..malahan dia teriak ke aku macam aku ini pengemis. atau apa??...:((

K*R*NG *J*R !!

Aku jadi ingat waktu ngobrol sama teman yang juga ambil spesialis mata beberapa bulan yang lalu. “Ros..kenapa ya kita nggak ambil spesialisasi psikiatri aja ya? Atau rehab medis atau radiologi..? Gaji kita sama tapi kerja kita lebih banyak, belum lagi instrument operasi kita mahal...” begitu kata Dr.S sahabatku.

Kerja siapa yang lebih banyak aku nggak tahu...?! Tapi buat aku sekarang ini memang lebih baik jadi dokter Psikiatri, paling nggak kalau diteriak-teriakin pasien dan dimaki kayak gitu kan nggak akan jadi masalah dan nggak akan membuat kita sakit hati. Lha wong pasien-pasien psikiatri memang sakit jiwa kan?? Pasien2 sakit jiwa di sal psikiatri memang suka menjerit-jerit dan memaki nggak tentu sebabnya kan?

Aku sedih dan kecewa.....entahlah..makin hari aku makin apatis dan tawar hati..:((

No comments: